Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mendapat tambahan sampah sekitar 30 ton seharinya pada musim bulan suci Ramadan 1438 Hijriah.


"Ada peningkatan volume sampah pada Ramadhan ini, tapi hanya sekitar lima persen atau sekitar 30 ton seharinya," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Mukhyar saat di Balaikota, Rabu.

Menurut dia, dengan banyaknya titik pasar wadai atau pasar Ramadhan di kota ini menambah volume sampah yang datang, demikian juga sampah dari rumah tangga ada peningkatan volumenya.

Sebagaimana diketahui, ungkap Mukhyar, volume sampah di kota ini setiap harinya atau hari-hari biasa sebelum Ramadhan itu mencapai 600 ton, di mana pada bulan puasa ini konsumsi masyarakat yang menghasilkan sampah meningkat.

"Maklum saja kan banyak jajanan warga untuk berbuka puasa, belum lagi sampah-sampah dari buah-buhan juga meningkat," tuturnya.

Meskipun ada peningkatan volume sampah ini, papar Mukhyar, pihaknya tetap bisa menanganinya dengan baik,sebab peningkatannya tidak terlalu signifikan.

"Armada truk sampah kita cukup saja melaksanakan pengangkutan sampah banyak ini, bahkan arusnya dilaksanakan luar biasa, atau ditangani secara sangat serius, standar saja seperti biasa," terangnya.

Mukhyar pun menyatakan, banyaknya bank sampah dan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang sudah ada juga membantu penanganannya, hingga sampah yang dibuah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Basirih, Banjarmasin Selatan tidak lagi besar.

"Bank sampah yang aktif di daerah kita ini lebih 150 buah, sementara itu TPST juga sudah lebih sepuluh buah di sini, jadi penanganan sampah cukup teratasi dan efektif," ujarnya.

Mukhyar hanya berharap, masyarakat tetap menyadari akan pentingnya mengelola sampah masing-masingnya, utamanya membuang sampah pada waktu dan temnpatnya dengan baik.

"Kita terus sosialisasikan agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai utamanya," tegas Mukhyar.

Dia pun mengajak, masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dan penghijauannya, sebab Kota Banjarmasin yang sudah meraih piala Adipura pada 2015 dan 2016 harus bisa mempertahankan status itu pada 2017 ini.

"Yang menggembiarakan saat ini sudah banyak kelompok masyarakat yang perduli dan membaktikan diri pada kelestarian dan kebersihan lingkungan serta sungai, seperti adanya kelompok Masyarakat Perduli Sungai (Malingai) dan Forum Komunitas Hijau (FKH), moga bermunculan lagi kelompok-kelompok macam ini," pungkasnya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017