Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mendorong pertumbuhan industri kelapa sawit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Kalsel Gusti Yasni Iqbal di Banjarmasin, Jumat, mengatakan, pihaknya terus berupaya mendorong tumbuhnya industri crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah dan turunannya sebagai upaya meningkatkan pendapatan petani dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Melalui pertumbuhan industri pengolahan, kata Gusti, diharapkan ekspor tidak lagi berupa bahan mentah, tetapi barang jadi, untuk meningkatkan nilai tambah daerah.

Upaya tersebut dilakukan, tambah dia, menindaklanjuti surat edaran kementerian perdagangan agar daerah tidak lagi mengekspor raw material atau bahan mentah, tetapi harus bahan jadi atau setengah jadi untuk menumbuhkan iklim ekonomi lebih baik.

"Secara teknis, untuk menumbuhkan industri dan langkah-langkah yang dilakukan ada pada badan dan dinas terkait, dinas perdagangan hanya membantu dan melaksanakan ketentuan kementerian tentang pembatasan ekspor barang mentah," katanya.

Saat ini, tambah Gusti, harga cpo kembali naik di pasar internasional, dari harga sebelumnya 680 dolar AS per ton kini menjadi 740 dolar AS per ton. Kenaikan tersebut juga ikuti dengan jumlah permintaan ekspor cpo yang meningkat 62 persen.

Kenaikan harga cpo tersebut, kata dia, diharapkan tidak membuat para investor terlena untuk mengembangkan industri di daerah, antara lain industri minyak goreng, industri kecantikan, sabun dan lainnya.

Mendorong tumbuhnya industri tersebut, saat ini PLN wilayah Kalsel dan Kalimantan Tengah menjamin listrik telah surplus hingga 100 megawatt.

Surplus listrik tersebut, akan mendorong masuknya investasi di daerah, termasuk beberpa investor sektor pertambangan dan kelapa sawit, yang selama ini menjadi sektor unggulan daerah.

Tujuan ekspor cpo kalsel adalah India dan Tiongkok, sedangkan Eropa dan Amerika bukan lagi menjadi target pasar ekspor cpo, dikarenakan kampanye hitam yang dilakukan oleh pasar eropa untuk melakukan boikot terhadap cpo asal Indonesia.

Walaupun kampanye tersebut, saat ini tidak berdampak terhadap ekspor cpo Indonesia, namun pemerintah diharapkan terus waspada dan mengantisipasi kampanye hitam tersebut.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017