Beberapa pedagang di pasar tradisional Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengatakan harga bahan pokok mengalami penurunan dan cenderung stabil pada Jumat atau H+3 Lebaran 2025.

Pantauan ANTARA di Pasar Tradisional Antasari Banjarmasin, Jumat, penurunan harga paling menonjol pada komoditas cabai dengan rata-rata mencapai Rp30.000 per kilogram.

Baca juga: Harga cabai di HST tembus Rp180 ribu per kilogram jelang Idul Fitri

Saat Lebaran pada harga kisaran Rp120.000-Rp150.000 per kilogram, kini turun antara Rp90.000-Rp120.000 per kilogram, kecuali cabai hijau cukup murah, dari Rp50.000 turun ke Rp30.000 per kilogram.

“Komoditas cabai yang paling menonjol naik menjelang dan saat Lebaran hari pertama, seperti cabai tiung, keriting, hijau. Sekarang rata-rata mengalami turun harga sekitar Rp30.000,” kata salah satu pedagang bahan pokok di Pasar Tradisional Antasari Banjarmasin, Raje.

Pewarta juga mengunjungi pedagang lain dengan produk dagang yang sama, salah satunya toko milik Maria, harga cabai relatif sama dengan pedagang lain, kemudian bawang merah stabil di angka Rp45.000 per kilogram, naik Rp5.000 saat H-2 Lebaran, bawang putih di harga Rp47.000 per kilogram atau naik Rp2.000 saat Lebaran.

Sementara komoditas jagung segar sudah stabil pada harga Rp3.500 per biji, sebelumnya mencapai Rp4.500, telur bebek lokal stabil (Rp26.000 per kilogram), telur bebek Jawa stabil (Rp28.000 per kilogram), telur ayam ras stabil (Rp27.500 per kilogram).

Kemudian, Toko Adi Ntali di pasar setempat, sebagai Jujung Pangan atau salah satu jaringan distributor pendukung pangan TPID, harga kebutuhan beras juga stabil di antaranya dengan harga per kilogram, yakni beras jawa (Rp12.000), lopo ijo (Rp13.000), dan pemanukan (Rp13.500).

Berikutnya, beras lokal banjar (Rp10.500), lokal unus gambut (Rp12.000), lokal manyang hanyar (Rp13.000), lokal mayang top (Rp14.000), arjuna (Rp11.000), dan rumut (Rp11.500).

“Untuk harga beras semuanya sudah stabil, kemudian untuk minyak goreng rakyat (Minyakita) baik kemasan bantal dan botol naik Rp500 dari Rp16.500 menjadi Rp17.000 per liter,” kata Rizky Amalia, pedagang di Toko Adi Ntali.

Baca juga: Kapolres HST-Dandim imbau pedagang tidak menaikkan harga secara berlebihan
 

Kemudian bahan pokok lain, seperti gula putih stabil di harga Rp18.000 per kilogram, susu kental manis Rp11.000 per kaleng.

Lalu, sayur mayur secara umum stabil, hanya sayur kol yang belum turun harga, sebelumnya Rp10.000 per kilogram, saat ini di kisaran Rp25.000 per kilogram, pedagang mengaku karena pasokan belum dikirim dari jawa sehingga harga masih menyesuaikan stok yang menipis.

Pantauan di pasar tradisional lain juga relatif sama harganya, termasuk di kabupaten/kota lain, namun ada beberapa komoditas yang menjadi perhatian karena belum turun harga seperti daging ayam ras saat Ramadhan di harga Rp18.000 per kilogram, saat ini di harga Rp32.000, bahkan mencapai Rp50.000 per ekor.

Salah satu konsumen, Dewi (45), cukup mengeluh karena daging ayam merupakan kebutuhan yang cukup sering dia beli, harapannya harga dapat kembali stabil.

“Yang paling menjadi perhatian itu kenaikan harga komoditas bawang prei, sebelum Lebaran harganya cuma Rp20.000 per kilogram, sekarang melambung di harga Rp60.000,” kata Dewi.

Terkait dengan harga beberapa komoditas yang belum stabil itu, Ketua Harian Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalsel Muhammad Syarifuddin memastikan segera berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk memantau harga di pasar serta memastikan penyebab belum stabilnya harga beberapa komoditas tersebut.

“Namun yang pasti kita patut bersyukur karena harga rata-rata bahan pokok sudah stabil. Ini semua tidak terlepas dari peran para pihak, kami sidak harga ke pasar, gelar pasar murah di 13 kabupaten/kota, pasar wadai selama Ramadhan, dan banyak agenda lain yang berdampak positif menyebabkan harga bahan pokok tetap stabil,” ujar Syarifuddin.

Baca juga: Satgas Polda Kalsel awasi kenaikan harga tidak wajar bahan pokok


 
Pedagang telur melayani pembeli di Pasar Tradisional Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (4/4/2025). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)


 

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025