Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Beberapa negara antara lain Tiongkok dan Arab Saudi menyukai beras lokal petani Kalimantan Selatan terutama beras unus mutiara untuk keperluan nasi goreng dan lainnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Gusti Yasni Iqbal di Banjarmasin Selasa mengatakan, beberapa negara menyatakan siap mengimpor beras lokal Kalsel karena sangat cocok untuk pembuatan nasi goreng.

Sayangnya permintaan tersebut belum bisa dipenuhi, karena produksi belum mencukupi untuk ekspor, bahkan untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah masih belum bisa dilakukan dengan maksimal.

Sebagaimana diketahui, beras lokal Kalsel, bukan hanya disukai warga Kalsel sendiri, tetapi beberapa masyarakat di Indonesia, juga sering mencari beras khas yang banyak ditanam di lahan lebak ini.

Bahkan, karena kualitas dan kadar air yang cukup rendah, beras lokal Kalsel juga sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan industri makanan terutama untung tepung.

Kondisi tersebut, membuat beras Kalsel menjadi rebutan para tengkulak, untuk dikirim ke beberapa daerah seperti ke Jawa dan lainnya, sehingga membuat harga beras khas ini sangat kompetitif.

Tingginya permintaan terhadap beras lokal tersebut, membuat beras unus menjadi lebih mahal dibanding beras lainnya, seperti beras dari Jawa.

Apalagi, beras lokal ini hanya ditanam satu tahun satu kali, karena waktu tanam yang cukup lama, sehingga produksinya menjadi tidak maksimal.

"Sebenarnya potensi lokal Kalsel yang memiliki nilai jual untuk diekspor cukup besar, tetapi sayang produksi tidak memadai, karena potensi dari hulu belum ditata dengan maksimal," katanya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Kalimantan Selatan Fathurrahman mengatakan, Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor sebenarya pada sektor strategis pembangunan daerah, terutama bidang pertanian mendapat perhatian dari pemerintah pusat.

"Kalimantan Selatan kini tercatat sebagai salah satu daerah penopang ketahanan pangan nasional, sehingga berbagai bantuan untuk mendorong terwujudkan swasembada pangan nasional, akan terus digelontorkan," katanya.

Berdasarkan data produksi pertanian dari Dinas Pertanian dan Hortikultura Kalsel, produksi pangan strategis bisa dipertahankan bahkan mengalami peningkatan.

Menurut Faturrahman, pada tahun 2016, produksi padi tahun 2016 mengalami kenaikan 5,45 persen dari 2,14 juta ton menjadi 2,35 juta ton pada tahun 2016.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017