Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Dani Handajani mengatakan pangsa pasar domestik secara keseluruhan sebesar 29,7 persen dengan Jawa (37,8 persen) dan luar Jawa (21,1 persen) sesuai data Asosiasi Semen Indonesia (ASI).
Baca juga: Indocement Kembali raih predikat Proper Emas setelah kurangi limbah
"Komposisi penjualan semen curah domestik meningkat dari 26,7 persen menjadi 31,7 persen pada 2024 karena pasokan semen ke proyek ibu kota baru dan percepatan proyek infrastruktur di Jawa," ujar Handajani dikonfirmasi di Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan, Selasa.
Dikatakan Handajani, secara keseluruhan penjualan ekspor sebesar 317 ribu ton dan pendapatan Neto Perseroan mencapai Rp18.548,7 miliar atau meningkat sekitar 3,3 persen.
Beban Pokok Pendapatan berkurang sekitar Rp12.487,8 miliar atau 3,2 persen seiring dengan peningkatan volume penjualan.
Hal ini menghasilkan marjin Laba Bruto sebesar 32,7 persen selama 2024.
Beban Usaha yang meningkat sebesar 2,7 persen menjadi -Rp3.725,1 miliar yang bersumber dari kenaikan volume penjualan dan biaya lainnya dari perluasan operasi di Grobogan, serta penurunan Beban Operasi Lain-Neto sebesar -6,4 persen menjadi Rp57,6 miliar, sehingga margin Laba Usaha sebesar 12,9 persen dan EBITDA sebesar 21,2 persen pada 2024.
Baca juga: Indocement mengajar di SMP & SMA Terbuka
Pendapatan Keuangan-Neto yang lebih rendah -188,4 persen menjadi -Rp74,9 miliar disebabkan oleh beban bunga dari utang PT Semen Grobogan.
Bagian atas Laba Neto Entitas Asosiasi-Neto meningkat 363,5 persen menjadi Rp145,3 miliar berasal dari laba yang lebih tinggi dari entitas asosiasi.
Beban Pajak Penghasilan-Neto turun menjadi -Rp455,1 miliar atau lebih rendah -2,0%. Terakhir, Laba Tahun Berjalan lebih tinggi 3 persen menjadi Rp2.007,9 miliar.
Tetap Lincah Saat Penuh Tantangan
Permintaan semen yang lemah akan terus berlanjut hingga awal tahun 2025 karena musim hujan dan memasuki bulan puasa.
Namun, Indocement masih memperkirakan kemungkinan permintaan positif sebesar 1–2 persen, meskipun ada pengurangan anggaran infrastruktur selama 2024.
"Kami juga melihat proyek infrastruktur yang sedang berjalan masih akan diselesaikan, termasuk beberapa proyek baru dan yang sudah ada dari sektor komersial dan industri," kata Corporate Finance Manager PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk David Halim.
Baca juga: Sunnira Ly gantikan David Jonathan Clarke sebagai Direktur Indocement
Lebih jauh dia menjelaskan, program Pemerintah seperti perpanjangan diskon PPN untuk kepemilikan rumah baru, program tiga juta rumah per tahun, dan renovasi sekolah seharusnya menjadi pendorong positif bagi permintaan semen.
Selama masa yang penuh tantangan ini, kami lebih menekankan kebijakan pengendalian biaya, mengidentifikasi area-area yang biayanya dapat dikurangi tanpa mengorbankan kualitas dan layanan.
Peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif juga merupakan salah satu inisiatif utama tahun 2025, khususnya untuk pabrik kami di Grobogan dan pabrik yang kami sewa di Maros, kebijakan ini tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan tetapi juga secara ekonomi.
"Akhirnya, kami mengantisipasi lebih cepat dimulainya kembali aktivitas konstruksi pada awal April 2025 karena tahun lalu kegiatan tersebut jatuh pada minggu kedua April, termasuk kondisi yang lebih baik karena cuaca yang lebih kering," tutur dia.
Sementara itu, Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi Semen Tiga Roda, Semen Rajawali, Mortar Tiga Roda, dan Semen Grobogan.
Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 3.700 orang.
Baca juga: Indocement kuasasi 29,7 persen pasar semen Indonesia
Indocement mengoperasikan 14 pabrik milik sendiri serta dua pabrik dan satu grinding mill dengan sistem sewa dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 33,5 juta ton semen.
Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan; satu pabrik di Grobogan, Jawa Tengah; dua pabrik di Maros, Sulawesi Selatan, dan satu grinding mill di Banyuwangi, Jawa Timur.
Pada 2022, Indocement telah mengoperasikan Pabrik Maros setelah menandatangani Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo. Heidelberg Materials AG telah menjadi pemegang saham mayoritas Indocement sejak 2001.
Editor : Taufik Ridwan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025