Amuntai, (Antaranews.Kalsel) - Peserta lomba bercerita tingkat pelajar di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan harus mampu memadukan berbagai unsur yang menjadi poin penilaian juri  seperti kemampuan menyampaikan ekspresi, emosi dan gaya bercerita serta keserasian alat bantu yang dipergunakan.

Juri lomba bercerita pelajar Mas Akalani di Amuntai, Kamis mengatakan, demam panggung yang selalu menghinggapi setiap peserta juga mendapat poin cukup tinggi, berbagai kesalahan yang dilakukan peserta lomba bercerita terkadang karena grogi atau demam panggung.

"Banyak juga peserta yang kurang mampu memanfaatkan alat bantu bercerita sehingga kurang mendukung jalan cerita yang disampaikan," ujar Askali.

Mas Askali mengatakan, rata-rata peserta sudah mampu menyampaikan cerita dengan baik karena sudah sering mengikuti kegiatan lomba bercerita. Pihak Panitia dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispersip) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sengaja mewajibkan bahan cerita tradisional Kalimantan Selatan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda pada budaya daerah.

Peserta lomba cercerita Zahra Nur Al-HAsya Annisa dari MTsN Al Mu'alimin Alabio menuturkan meski persiapan dilakukan dua minggu sebelumnya namun perasan grogi dan penggunaan alat merupakan bagian tersulit tampil didepan penonton.

"Namun berkat dorongan keluarga dan teman saya bisa tampil dipanggung," katanya.

Bahkan teman-teman Zahra kompak mengenakan alat penata rambut beratribut telinga kelinci sebagai bentuk dukungan agar Zahra bisa tampil percaya diri. Ia mengaku senang karena Dispersip HSU secara rutin menggelar kegiatan lomba bercerita bagi pelajar sehingga membantu dirinya untuk mengasah kemampuan dan kepercayaan diri.

Melalui lomba ini pula, katanya, generasi muda selalu diperkenalkan kepada cerita-cerita tradisonal yang didalamnya selalu berisi nasehat yang bisa menjadi pelajaran untuk memperbaiki sikap, moral dan akhlaq.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Eddy Abdillah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017