Berbagai Kebijakan Yang Mendukung Masyarakat

Balangan, (Antaranews Kalsel) - Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, kini memasuki usia ke 14 tahun, sejak memisahkan diri dari kabupaten induk Kabupaten Hulu Sungai Utara, pada 8 April 2003.

Kini di ulang tahun yang ke 14 tahun, 8 April 2017, dengan tema Masyarakat Mufakat, Hari Jadi Manyalamat, Banua Sanggam Babarkat, berbagai keberhasilan baik di bidang pembangunan, pendidikan, investasi, peningkatan ekonomi kerakyatan, perkebunan, pertanian dan lain sebagainya telah menunjukkan hasil yang signifikan.

Setahun sudah berlalu sejak Bupati Balangan H Ansharuddin dan H Syaifullah memimpin Balangan, mayoritas masyarakat bumi sanggam telah melihat hasil yang terus meningkat.

Diawali dengan rendahnya harga karet pada akhir 2015 - awal 2016 lalu, dimana harga karet berada di kisaran Rp4000 - Rp5000 perkilonya. Tentu ini sangat mengganggu perekonomian masyarakat, dimana mayoritas warga bumi sanggam masih menggantungkan nasibnya pada perkebunan karet.

Berbagai kebijakan pun dihasilkan, dimana instansi terkait, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) waktu itu membentuk kelompok-kelompok petani karet di Balangan.

Dengan berbagai penyuluhan dan sosialisasi untuk meningkatkan kualitas karet menggunakan bahan deorub sebagai pembeku karet, serta penjualan langsung yang dimotori Dishutbun setempat, harga karet mulai menunjukkan harga yang dinilai mendukung para petani karet.

Semula harga karet Rp6.000 kebawah, dengan melalui sistem pembekuan deorub dan penjualan langsung ke pabrik oleh Dishutbun, harga karet menjadi Rp8.500 perkilogranya, bahkan lebih.

Haryono, Kepala Dishutbun saat itu mengatakan, meskipun saat ini harga karet telah normal, namun upaya pembekuan dengan deorub tersebut patut terus dilakukan agar dapat menambah penghasilan para petani karet.

"Tak dapat dipungkiri, saat harga karet lemah, kebijakan pemerintah Kabupaten Balangan untuk mencarikan solusi bagi para petani karet telah banyak menolong mereka dalam meningkatkan perekonomian," katanya.

 Jika pun saat in harga karet telah stabil, diatas Rp6000, jika petani karet meningkatkan kualitasnya dengan bahan pembeku deorub, maka harganya jauh diatas harga tersebut," terangnya.

Bukan hanya petani karet yang telah dimudahkan, kini demi mencapai ketenangan para pejuang swasembada pangan daerah bahkan nasional, yakni petani karet, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Balangan pun turut menyumbangkan solusi bagi para petani.

Dengan berbagai usulan dan kebijakan, sehingga kini petani padi di bumi sanggam turut mendapat jaminan asuransi tanaman padi, dengan hanya membayarkan Rp36 ribu per hektar sawahnya, dengan premi asuransi yang akan dibayarkan sebesar Rp6.000.000.

Sebelumnya ujar Kepala Dinas Pertanian, Ir Tuhalus, setiap kerusakan padi baik akibat banjir dan hama, Pihak Pemerintah Kabupaten Balangan membantu para petani dengan menyediakan bibit dan lain sebagainya, baik melalui APBD, maupun mengusulkannya melalui APBN, agar petani tidak mengalami kerugian besar.

Kini dengan kebijakan pemerintah pusat, melalui kerjasama dengan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), jaminan penggantian kerugian petani lebih terjamin terhadap resiko gagal panen akibat banjir, hama dan penyakit tanaman.

"Sebenarnya total premi asuransi yang harus dibayarkan adalah Rp180 ribu perhektar per musim tanam. Namun pemerintah mensubsidi sebesar Rp144 ribu per hektar permusim tanam, dan petani Rp36 ribu per hektar per musim tanam," terangnya.

Disebutkan, pada tahun 2015 sebanyak 1.100 hektar telah diasuransikan, pada 2016 seluas 128 hektar, dan pada 2017 ini direncanakan seluas 3.000 hektar meskipun target sebenarnya seluas 2.500 hektar.

Selain itu, diluar asuransi pertanian, melalui anggaran APBD, Pemerintah Kabupaten Balangan melalui Dinas Pertanian juga menganggarkan bantuan berupa perbaikan dan pembuatan irigasi pertanian serta bantuan bibit, alat pertanian dan lain sebagainya demi mendukung para petani agar dapat mencapai swasembada pangan daerah bahkan nasional.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017