Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Sebagian petani di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, memulai tanam padi sawah meski hingga saat ini hama tikus masih menyerang tanaman yang belum dipanen.


"Kita untung-untungan, apabila ada sisanya ya Alhamdulillah, tetapi kalau sudah habis diserang tikus ya harus bersabar," kata seorang petani di Bumi Asih, Kecamatan Kelumpang Selatan, Kotabaru, Ponari, Rabu.

Pada musim tanam sebelumnya, bapak dari dua orang anak itu mengaku menanam padi lima petak sekitar 0,75 hektare, tiga petak habis diserang hewan pengerat (tikus) itu.

"Masih ada dua petak yang selamat, Alhamdulillah masih dapat 40 karung gabah kering giling," katanya.

Ia berencana sebagian gabah tersebut dijual untuk membayar utang pupuk empat zak seharga Rp600 ribu dan racun hama kepada tetangganya. Sisanya untuk makan keluarganya sehari-hari.

Dia menuturkan, selain hama tikus, saat tanaman padi mulai keluar buliranya, ratusan bahkan ribuan burung pipit juga mulai menyerang.

"Di atas menghadapi serangan burung pipit dan di bagian bawah menghadapi hama tikus," katanya.

Ponari mengaku tidak akan kapok menanam padi meski tanamannya diserang hama tikus dan burung pipit, bahkan walang sangit.

Hanya bertanam padi yang ia mampu dengan modal "pas-pasan". Sementara untuk menanam palawija perlu modal besar dan perawatan intensif.

Hal yang sama juga dirasakan oleh petani lain di Desa Bumi Asih, Pantai Baru dan Pembelacanan. Serangan hama tikus, walang sangit, wereng dan burung pipit selalu menjadi persoalan sepanjang musim tanam 2016-2017.

Dasim, H Hamim, Sunarto dan petani yang lainnya kini mulai membersihkan lahan persawahan yang baru saja dipanen untuk ditanami padi tahap dua.

Ketua RT 03 Desa Bumi Asih, Kecamatan Kelumpang Selatan, Sino, mengatakan, warganya akhir-akhir ini resah akibat tanaman padi yang sudah siap panen diserang hama tikus.

"Warga merasa kewalahan mengatasi serangan hama pengerat (tikus), racun klerat sepertinya sudah tidak mampu membasminya," katanya dan menambahkan cukup luas tanaman yang diserang hewan pengerat itu.

Sebagai gantinya, warga berinisiatif mencari kepiting sawah atau pantai untuk dibakar dan diberi racun temik untuk umpan tikus.

"Hampir setiap petang menjelang malam hari, warga di sini rame-rame pergi ke hutan mangrove menangkap kepiting untuk umpan tikus. Namun kepiting yang didapat tidak sebanding dengan serangan tikus yang terjadi di sawah-sawah warga," katanya.

Sino berharap Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Hortikultura Kotabaru langsung ke lapangan membantu mengatasi masalah hama tikus yang menyerang tanaman padi sawah yang siap panen itu.

Pewarta: I Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017