Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Pertumbuhan sektor pertanian dan tanaman pangan yang cukup signifikan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan pada triwulan III menjadi 5,28 persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya 3,13 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalsel Harymurthy Gunawan di Banjarmasin Jumat mengatakan, peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut dari sisi sektoral bersumber dari meningkatnya kinerja sektor pertanian yang mencapai 9,5 persen atau naik dibandingkan triwulan sebelumnya 0,02 persen.

Meningkatkan sektor pertanian, dipengaruhi oleh datangnya musim panen, sekaligus juga mulai berkembangnya sektor pertanian dan hortikultura di beberapa kabupaten di Kalsel.

Saat ini, selain padi, petani di Kalsel mulai mengembangkan tanaman pangan strategis, seperti bawang merah, cabai, serta sayur mayur, yang selama ini menjadi salah satu komponen utama penyebab terjadinya inflasi di Kalsel.

Selain sektor pertanian, tambah dia, sektor lain yang juga mendukung pertumbuhan ekonomi Kalsel yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,63 persen lebih besar dibandingkan periode sebelumnya 6,91 persen.

Pertumbuhan sektor PHR ini, seiring dengan membaiknya sektor perdagangan, terutama sektor pertambangan yang pertumbuhannya naik menjadi 4,94 persen, naik dari sebelumnya -0,07 persen.

Dari sisi permintaan, tambah dia, pertumbuhan ekonomi bersumber dari pertumbuhan komponen ekspor yang tumbuh 41,94 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,45 persen.

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, tambah dia, inflasi Kalimantan Selatan 2016 berada dalam rentang sasaran 4�1 persen dan Pada Februari 2017, tekanan inflasi meningkat dari 4,07 persen menjadi 4,14 persen.

Sesuai pola awal tahun, dampak kebijakan pemerintah terkait kenaikan tarif dan cukai, serta permintaan terhadap transportasi udara yang tinggi pada bulan lalu, masih menjadi faktor pendorong utama lebih tingginya inflasi.

Sebelumnya disampaikan, transformasi ekonomi Kalsel harus terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing daerah ini, antara lain menjadikan Kalsel yang sebelumnya sebagai daerah negara importir menjadi negara eksportir, dari negara penghasil sumber daya alam mentah menjadi negara pengolah produk bernilai tambah.

Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor dalam berbagai kesempatan mengatakan, transformasi ekonomi Kalimantan Selatan sangat penting dilakukan, terutama transformasi dari sektor perekonomian berbasis komoditas menjadi sektor perekonomian yang berkelanjutan.

Kemudian, peran fiskal pemerintah dapat menjadi pengungkit untuk menggerakan perekonomian masyarakat di tengah kapasitas fiskal yang terbatas, penetapan prioritas dan efektivitas belanja, khususnya pembangunan fisik semakin penting.

"Peran belanja modal tersebut sangat penting karena dapat menjadi pendorong bagi pulihnya perekonomian," katanya.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017