Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Para seniman lukis atau seni rupa di Provinsi Kalimantan Selatan membuat tujuh pernyataan untuk pemerintah daerah agar eksistensi karya mereka diperhatikan.

Surat pernyataan sikap itu dibuat para seniman lukis atau seni rupa setelah menutup pameran seni lukis bertema "Kota seribu sungai, keindahan yang tak tepermanai" di ruang Rumah Anno 1925 di Siring Sungai Martapura di jalan Piare Tendean Banjarmasin 17-23 Maret 2017, Kamis.

Menurut koordinator seniman lukis Kalsel Fathur Rahmy, tujuh surat pernyataan tersebut pertama memohon pemerintah Kota Banjarmasin memdirikan galeri seni rupa yang representatif sebagai ruang pameran tetap untuk memajang dan memasarkan karya perupa banua.

Kedua, kata dia, Pemerintah Kota Banjarmasin diharapkan membuat regulasi atau Peraturan Daerah (Perda) kebudayaan untuk menguatkan tata kelola seni, budaya dan pariwisata.

Ketiga, lanjut dia, Pemerintah Provinsi Kalsel atau pihak lainnya mendirikan sekolah seni rupa dan sekolah tinggi seni rupa, agar kesenian ini bisa terus lestari dan memiliki generasinya yang terjaga.

Keempat, ujar Fathur, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota perlu membeli atau mengoleksi lukisan old master karya perupa banua untuk hiasan dinding kantor dan rumah dinas.

Kelima, kata dia, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota menghimbau para pengusaha hotel, restoran, perbankan, Badan usaha Milik Daerah dan Negara (BUMD dan BUMN) untuk ikut mengoleksi karya seni daerah ini.

Keenam, Pemerintah provinsi agar menamakan panggung terbuka di UPTD Taman Budaya Kalsel dengan nama "Panggung Terbuka Bakhtiar Sanderta" tokoh maestro seni dan budaya Kalsel.

Dan trakhir atau yang ketujuh, merekomendasikan Pemerintah Kabupaten Tanah Laut sebagai pelaksana pameran seni rupa Kalimantan Selatan pada tahun 2018.

Dikatakan Fathur, surat pernyataan ini penting disampaikan seniman kepada pemerintah daerah, sebab perhatian terhadap seni rupa atau lukis sangat minim diberikan.

Sehingga, lanjut dia, banyak karya seni yang tidak mendapat apresiasi, padahal banyak senimannya hidup dari karya dikanpas tersebut.

"Wajar kalau seniman lukis kecewa, sebab pameran selama lima hari di sini saja tidak ada satupun lukisan yang laku, bahkan pemerintah sendiri tidak mengapresiasi," tuturnya.

Padahal, sebut dia, karya pelukis Kalsel tidak kalah dengan maestro lukis nasional.

"Kalau kunjungan dipameran seni lukis ini cukup tinggi, bahkan wali kota sendiri meresmikannya, tapi pameran kali ini memang tidak sesuai harapan," akunya.

Bahkan kekecewaan tidak adanya apresiasi dari pemerintah daerah terhadap satupun karya lukis yang dipajang pada pameran itu, yakni, sebanyak 40 lukisan dari 30 lebih pelukis diungkapkan salah satu senimanya dengan membakar lukisan kertas yang dibuatnya.

"Bisa diartikan ini sebagai gambaran kekecewaan besar bagi kami, mohon pemerintah daerah memberikan perhatian bagi profesi kami ini dengan baik," ucap M Syahriel M Noor.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017