Martapura, (Antaranews Kalsel) - Manajemen Perusahaan Daerah (PD) Baramarta yang berada di bawah pengelolaan Pemerintah Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, optimistis mampu mencapai target produksi batu bara.

"Kami optimistis target produksi bisa tercapai, apalagi harga batu bara saat ini sudah membaik," ujar Manager Operasi dan Teknik PD Baramarta Sudirman di Martapura, Sabtu.

Perusahaan Daerah Baramarta yang dikelola Pemkab Banjar memiliki lahan tambang keseluruhan 2.035 hektare tetapi hanya seluas 500 yang ekspolitasi terletak di Kecamatan Sungai Pinan.

Ia mengatakan, realisasi produksi batu bara tahun lalu belum mampu mencapai target karena hanya mencapai 1,4 juta metrik ton dari target produksi yang ditetapkan 1,5 metrik ton.

Disebutkan, tidak tercapainya target itu karena harga batu bara mengalami penurunan akibat banyaknya produksi sehingga permintaan batu bara sejumlah negara juga turun

"Sejak dua tahun terakhir harga batu bara merosot karena permintaan yang relatif sedikit, tetapi sekarang harga sudah mulai membaik sehingga produksi bisa dimaksimalkan," ungkapnya.

Menurut dia, negara paling banyak memesan batu bara dari PD Baramarta dan dilayani dua perusahaan pemegang kontrak penjualan perusahaan daerah itu yakni Jepang dan Tiongkok.

Dua perusahaan pemegang kontrak penjualan yakni PT Prima Multi Mineral dan PT Nobel, sedangkan pertambangan sistem terbuka (open pit) ditangani PT Pama Persada Nusantara dan PT Madani.

"Selama ini, dua negara yang paling banyak membeli batu bara yakni Jepang dan Tiongkok. Mereka memerlukan batu bara untuk pembangkit listrik maupun kegiatan skala besar lainnya," ujar dia.

Dikatakan, jika produksi mencapai target yang ditetapkan, maka besaran bagi hasil yang disumbang perusahaan daerah itu ke Pemkab Banjar semakin besar mencapai Rp8 miliar.

"Tahun lalu dengan produksi yang relatif sedikit, bagi hasil yang disumbang Baramarta ke Pemkab Banjar sebesar Rp4 miliar, tetapi apabila produksinya tinggi, bagi hasil bisa Rp8 miliar," katanya.

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017