Rantau, (Antaranews Kalsel) - Petani jeruk di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, berupaya mengembangkan jeruk tanpa biji yang dinilai cukup menguntungkan, selain cocok ditanam di daerah dataran rendah di daerah itu.
Wakil Bupati Tapin Sufian Noor di Rantau, Sabtu mengatakan, salah satu langkah untuk mengembangkan komoditas tersebut adalah Pemerintah Kabupaten Tapin melakukan kunjungan kerja ke Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Kementerian Pertanian di Kota Batu, Batu, Jawa Timur.
Menurut Wabup, salah satu fokus pembangunan Pemkab Tapin saat ini adalah mengembangkan sektor pertanian dan hortikultura, melalui inovasi dan teknologi baru tanaman pangan.
"Sehingga kita berupaya datang ke Balitjestro, karena di tempat tersebut, banyak komuditi-komoditi jeruk unggulan yang bisa di kembangkan di kawasan rendah seperti Tapin," kata Sufian.
Selanjutnya, kata dia, Dinas Pertanian akan mengembangkan jeruk-jeruk tersebut melalui sistem demplot atau klaster, sehingga akan ditemukan jenis jeruk yang benar-benar bisa dikembangkan dan menguntungkan bagi petani.
"Kita minta, Dinas Pertanian mengoleksi dahulu komoditi jeruk unggulan yang ada disini, agar mengetahui secara pasti jeruk apa saja yang benar-benar cocok dikembangkan di Tapin nantinya," katanya.
Sebelumnya, Kasi Pelayanan Teknik Balitjestro Anang riwiratno mengatakan, di kawasan dengan luas 12 Hektar tersebut dikembangkan 245 verietas jeruk unggulan dari seluruh Indonesia.
"Kita berharap apa yang kita sampaikan bisa benar-benar diterapkan di Tapin, dan kami siap untuk melakukan pendampingan dalam pengembangan jeruk di Tapin," ujar Anang.
Kabupaten Tapin serius ingin mengembangkan komoditas tersebut, dengan menyediakan lahan seluas 300 Hektar lebih untuk mengembangkan pertanian jeruk yang berada di Kecamatan Candi Laras Utara, dan Candi Laras Selatan.
Sebelumnya, petani Tapin telah mampu mengembangkan jeruk varietas lokal, yang dinobatkan sebagai jeruk termanis ke dua nasional dalam lomba buah nasional di Jakarta yang diselenggarakan Kementerian Pertanian.
Bupati Tapin HM Arifin Arpan mengatakan, jeruk Tapin dari varietas lokal berupa jeruk Siam Banjar tersebut menjadi pemenang kedua sebagai jeruk termanis tingkat nasional
"Penobatan jeruk Siam Banjar sebagai yang termanis tingkat nasional tersebut, menjadi modal besar bagi petani untuk terus meningkatkan produksinya," katanya.
Jeruk yang lebih dikenal dengan sebutan jeruk Margasari tersebut itu, kini dikembangkan di sentral pertanian jeruk di Kecamatan Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan.
"Ini suatu kebanggaan bagi kita semua, karena jeruk asal Tapin, diakui kemanisannya secara Nasional," kata Bupati
Tahun 2017 pengembangan jeruk Siam Banjar dibantu pemerintah dengan luas lahan 19 hektar yang tersebar di dua kecamatan yakni Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan, dengan jumlah bibit 200 pohon per hektarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Wakil Bupati Tapin Sufian Noor di Rantau, Sabtu mengatakan, salah satu langkah untuk mengembangkan komoditas tersebut adalah Pemerintah Kabupaten Tapin melakukan kunjungan kerja ke Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Kementerian Pertanian di Kota Batu, Batu, Jawa Timur.
Menurut Wabup, salah satu fokus pembangunan Pemkab Tapin saat ini adalah mengembangkan sektor pertanian dan hortikultura, melalui inovasi dan teknologi baru tanaman pangan.
"Sehingga kita berupaya datang ke Balitjestro, karena di tempat tersebut, banyak komuditi-komoditi jeruk unggulan yang bisa di kembangkan di kawasan rendah seperti Tapin," kata Sufian.
Selanjutnya, kata dia, Dinas Pertanian akan mengembangkan jeruk-jeruk tersebut melalui sistem demplot atau klaster, sehingga akan ditemukan jenis jeruk yang benar-benar bisa dikembangkan dan menguntungkan bagi petani.
"Kita minta, Dinas Pertanian mengoleksi dahulu komoditi jeruk unggulan yang ada disini, agar mengetahui secara pasti jeruk apa saja yang benar-benar cocok dikembangkan di Tapin nantinya," katanya.
Sebelumnya, Kasi Pelayanan Teknik Balitjestro Anang riwiratno mengatakan, di kawasan dengan luas 12 Hektar tersebut dikembangkan 245 verietas jeruk unggulan dari seluruh Indonesia.
"Kita berharap apa yang kita sampaikan bisa benar-benar diterapkan di Tapin, dan kami siap untuk melakukan pendampingan dalam pengembangan jeruk di Tapin," ujar Anang.
Kabupaten Tapin serius ingin mengembangkan komoditas tersebut, dengan menyediakan lahan seluas 300 Hektar lebih untuk mengembangkan pertanian jeruk yang berada di Kecamatan Candi Laras Utara, dan Candi Laras Selatan.
Sebelumnya, petani Tapin telah mampu mengembangkan jeruk varietas lokal, yang dinobatkan sebagai jeruk termanis ke dua nasional dalam lomba buah nasional di Jakarta yang diselenggarakan Kementerian Pertanian.
Bupati Tapin HM Arifin Arpan mengatakan, jeruk Tapin dari varietas lokal berupa jeruk Siam Banjar tersebut menjadi pemenang kedua sebagai jeruk termanis tingkat nasional
"Penobatan jeruk Siam Banjar sebagai yang termanis tingkat nasional tersebut, menjadi modal besar bagi petani untuk terus meningkatkan produksinya," katanya.
Jeruk yang lebih dikenal dengan sebutan jeruk Margasari tersebut itu, kini dikembangkan di sentral pertanian jeruk di Kecamatan Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan.
"Ini suatu kebanggaan bagi kita semua, karena jeruk asal Tapin, diakui kemanisannya secara Nasional," kata Bupati
Tahun 2017 pengembangan jeruk Siam Banjar dibantu pemerintah dengan luas lahan 19 hektar yang tersebar di dua kecamatan yakni Candi Laras Utara dan Candi Laras Selatan, dengan jumlah bibit 200 pohon per hektarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017