Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan hingga kini baru berhasil mengumpulkan gabah petani sebanyak 210 ton dari tiga kabupaten yang telah panen raya yaitu, dari Kabupaten Tapin, Tanah Laut dan Hulu Sungai Tengah.

Kepala Bulog Divre Kalsel Dedi Supriadi, di Banjarmasin Rabu mengatakan, jumlah penghimpunan beras petani oleh Bulog tersebut, baru mencapai 0,7 persen dari target pengumpulan beras petani pada 2017, sebanyak minimal 41 ribu ton beras atau 81 ribu ton gabah kering giling.

"Jumlah 210 ton gabah petani tersebut, yang berhasil kami kumpulkan hingga Selasa (7/3), semoga ke depan kami akan mampu mendapatkan pasokan gabah yang lebih banyak lagi," katanya.

Menurut Dedi, meningkatkan serapan gabah petani tersebut, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas pertanian, badan ketahanan pangan, pemerintah kabupaten, TNI dan seluruh pihak terkait, untuk tidak segan-segan memproduksi gabah dalam jumlah besar.

"Sudah saya sampaikan, berapapun jumlah gabah yang dihasilkan akan kita beli, jadi saya harap pemerintah daerah jangan segan-segan untuk meningkatkan produksi padi," katanya.

Apalagi, tambah dia, peraturan Bulog jauh lebih longgar dibanding sebelumnya, di mana sebelumnya tingkat kadar air gabah yang dijual ke Bulog harus maksimal 20 persen, kini gabah dengan kadar air 25 persen bahkan lebih masih bisa diterima.

"Banyak padi petani yang terendam air, sehingga kadar airnya tinggi, padi-padi tersebut, masih bisa kita beli. Namun, jangan sampai ada pembiaran, sehingga membuat padi-padi busuk, baru dijual ke Bulog. Kalau itu yang terjadi, kami tidak bisa membeli," katanya.

Dedi juga memastikan, hingga kini banjir belum mempengaruhi produksi padi di Kalsel secara keseluruhan, karena target produksi padi Kalsel 2017 mencapai 2 juta ton lebih, sedangkan yang terkena dampak banjir tidak terlalu besar.

Kepala Dinas Pertanian Pemprov Kalsel Fathurrahman mengatakan, banjir mengakibatkan sekitar 2 ribu hektare siap panen mengalami puso.

"Sebanyak 2 ribu hektare padi mengalami puso, akibat bencana banjir maupun diserang hama mulai Oktober 2016 hingga Maret 2017," katanya.

Total padi yang siap panen, hingga kini mencapai 125 ribu hektare, diharapkan petani masih memiliki kesempatan untuk tambals sulam padi yang telah mengalami puso.

Fathur mengungkapkan, kerusakan padi tersebut, baru mencapai kurang dari satu persen dari target tanam selama 2017, seluas 600 ribu hektare. Kini petani telah mampu menanam hingga 285 ribu hektare.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017