Rantau, (Antaranews Kalsel) - Banjir yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, sejak Minggu (5/3) dinilai terparah dalam kurun 25 tahun terakhir.

Salah satu anggota tim relawan Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapin, Riyan di Rantau, Senin mengatakan, tidak kurang dari 200 rumah warga kini masih terendam banjir, terutama di Kecamatan Tapin Selatan.

"Khusus di Kecamatan Tapin Selatan, terdapat sekitar 200 rumah yang terendam, kini sebagian warga telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman," katanya.

Menurut dia, banjir terparah berada di Kelurahan Tambarangan yang merendam 100 rumah lebih di 5 RT. Selain itu juga di Desa Sawang dan Desa Rumintin.

Beberapa warga khususnya anak-anak, balita, bayi dan orang lanjut usia, mulai dievakuasi ke posko bencana di kawasan Pasar Tambarangan.

"Saat ini, kita sedang membangun dapur umum, untuk memenuhi kebutuhan makan para korban," kata Riyan, yang sejak terjadi banjir selalu berada di lokasi kejadian.

Salah seorang warga, Udin juga mengatakan, bahwa banjir kali ini cukup parah dibanding banjir yang terjadi pada tahun sebelumnya, bahkan diprediksi terparah sejak 25 tahun terakhir ini.

Selain di Kecamatan Tapin Selatan, dua kecamatan lainnya juga mengalami dampak intensitas hujan yang tinggi sejak Minggu (5/3) sore, yakni Kecamatan Binuang dan Kecamatan Bakarangan.

Diprediksi daerah yang akan terkena dampak cuaca kali ini akan terus bertambah karena hingga saat ini hujan masih terus mengguyur Kabupaten Tapin.

Intensitas hujan cukup tinggi yang turun sejak Minggu, (5/3) membuat tiga desa di tiga kecamatan, Kabupaten Tapin, terendam banjir yang cukup parah.

Tiga desa tersebut, yaitu Serawi, Pulau Pinang di Kecamatan Binuang, Tambarangan di Kecamatan Tapin Selatan dan Parigi Simbar di Kecamatan Bakarangan.

Dalam rapat koordinasi, Wakil Bupati H Sufian Noor memprioritaskan seluruh instansi terkait untuk segera menurunkan tim evakuasi dan bantuan kepada warga yang menjadi korban banjir tersebut.

"Segera siagakan seperti ambulans, tim kesehatan dan tim evakuasi dari BPBD Tapin," ujar Wabup.

Dari laporan BPBD Tapin, lokasi banjir terparah, yakni di desa Tambarangan. Hal tersebut dikarenakan meluapnya Sungai Tambarangan. Sementara untuk sungai Tapin masih dalam kategori waspada.

Sedangkan dari laporan beberapa masyarakat di Tambarangan, banjir setinggi sekitar satu meter kini telah merendam jalan dan rumah warga.

"Beberapa warga sudah mulai mengevakuasi beberapa barang elektroniknya, karena air sungai terus meluap," ujar Norma warga Bakarangan.

Banjir tersebut membuat beberapa sekolah meliburkan murid-muridnya dan beberapa aparat desa tidak bisa beraktivitas melakukan pelayanan.

"Semoga airnya cepat turun, dan kita bisa beraktivitas seperti biasanya," harap warga lainnya lagi.

Pewarta: M Husein Asyari

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017