Balangan, (Antaranews Kalsel) - Keramahan warga Dayak Meratus, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, merupakan pesona tersendiri yang memberi pelajaran tentang arti persatuan dan kesatuan serta gotong royong ditengah perbedaan.

Berkunjung ke Desa Budaya, Desa Kapul, Kecamatan Halong, pada gelar wisata budaya Pesona Dayak Meratus se-Kalimantan Selatan, dengan tema "Ngentan Adat Leluhur Amak Nyambelum Banua" yang berarti merajut/mengangkat kembali budaya leluhur untuk membesarkan dan memperkenalkan daerah.

Berbagai atraksi, lomba bahkan model dengan pakaian khas adat dayak untuk sesi foto sesuai tujuan acara yaitu pesona dayak meratus, disiapkan disana.

Selama tiga hari dua malam, sejak Jumat (3/3) hingga Minggu (5/3), bukanlah waktu yang cukup untuk menikmati indahnya pesona dayak meratus.

Pengunjung dari berbagai daerah berdatangan sejak hari pertama, tanpa harus mengkhawatirkan tempat menginap serta urusan konsumsi, karena semua sudah disediakan oleh warga setempat, tanpa kenal batasan pengunjung.

Belum lagi berbagai wisata kuliner mirip kue wajik lembut dari beras ketan setempat yang disebut nasi merah, lamang pisang, dan lain sebagainya, semua gratis sepuas pengunjung menikmatinya.

Bersama tokoh setempat, Eter Nabiring dan Lelu Dinata bercerita banyak tentang warga dayak pendahulunya, hingga larut malam, menemani para pengunjung yang memutuskan menginap dirumah-rumah penduduk setempat.

Memang warga dayak Kecamatan Halong memiliki berbagai macam budaya dan agama, namun ditengah perbedaan tersebut, tercipta suasana hangat nan harmonis, saling gotong royong dan tanpa saling mempermasalahkan perbedaan.

Kehidupan warga dayak meratus memberi sebuah makna yang mendalam, dimana perbedaan hanyalah sebuah keberagaman yang tidak perlu dipermasalahkan.

"Bahkan berbagai kegiatan budaya adat dayak, berbagai suku dan agama yang ada di sini turut serta hadir dan bergotong royong membatu sesama warga," ujarnya.

Kecamatan Halong yang berjuluk miniatur indonesia ini, benar-benar exotic, bukan hanya kaya akan budaya adat dayak, namun kaya dengan wisata alam berupa puluhan buah wisata air terjun dan hutan yang masih asri.

Waktu tiga hari, tidaklah akan pernah cukup untuk memuaskan pengunjung untuk menikmati wisata budaya dan alam setempat, bahkan buah-buahan asli hasil hutan pegunungan meratus.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Roly Supriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017