Balangan, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Kabupaten Balangan kembali menggelar festival budaya dengan tema "Pesona Dayak Meratus".

Festival tersebut digelar sebagia upaya  untuk, merajut kembali budaya leluhur adat dayak setempat, agar tidak tergerus zaman dan tetap menjadi kekayaan ragam budaya Indonesia.

Salah satu keunikah budaya warga dayak meratus, yanga ditampilkan yaitu berupa tumbuhan hutan yang diyakini bisa menghindarkan dari bahaya sambaran petir bahkan angin kencang hingga makhluk ghoib, yaitu hampilas atau insui, atau patake, atau jalai batu atau hajalai batu.

Tanaman yang mudah didapat di wilayah Pegunungan Meratus tersebut, bahkan bisa dibuat perhiasan yang sangat elok, mirip manik bahkan mirip perhiasan mutiara, dengan warna putih mengkilap dan mampu bertahan hingga puluhan tahun.

Juriati, Minggu (5/3), salah satu warga Desa Mamegang, Halong, yang tinggal  disekitar Bukit Guru atau Bukit Paring Sumpit, menekuni pembuatan perhiasan yang sekaligus bisa menjadi jimat anti sambaran petir dan anti gangguan makhluk ghoib.

Dikatakan dia, sejak puluhan tahun lalu ia sudah menekuni anyaman khas dayak dan juga pembuatan perhiasan anti petir yang dinamainya dengan giat "me-hampilas".

Kerajinan tersebut dibuat dengan cara  merajut buah patake atau hajalai batu menjadi hiasan berupa kalung, gelang, anting, dan hiasan baju adat.

"Pekerjaan ini, selain sebagai  hobi, juga untuk  melestarikan ajaran budaya leluhur, itu saja yang saya tekuni, bukan masalah ekonomi, sayang sekali kalau budaya leluhur kita sampai tergerus oleh perkembangan jaman," ujarnya.

Benar saja, Juriati merupakan ibu dari seorang pengusaha lokal dan pengacara ini, tidak memiliki masalah ekonomi, namun kecintaannya terhadap budaya leluhur adat dayak, terus membuatnya menekuni berbagai warisan budaya tanpa kenal henti.

Sebenarnya, perhiasan anti petir tersebut bernilai ekonomis, harganya beragam, dari harga Rp10.000 hingga jutaan rupiah, tergantung kerumitan dalam pembuatannya.

"Untuk gelang, kalung, anting, biasanya Rp10.000, namun jika ada pesanan khusus, yaitu berupa kalung hiasan berlapis, dengan hiasan tambahan berupa bulu landak dan buah hutan lainnya, yang juga diyakini mampu melindungi diri dari gangguan makhluk ghoib, bisa mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah," paparnya.

Selain membuat perhiasan tersebut, Juriati juga mahir membuat anyaman, serta pakaian dari kulit kayu, ia berharap semua itu dapat ia wariskan kepada generasi muda, agar budaya leluhur dapat terus bisa dilestarikan hingga anak cucu dimasa akan datang, sehingga budaya dayak tidak menjadi kisah sejarah semata.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Roly Supriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017