Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kemitraan ekonomi dengan Republik Islam Iran, yang ditandai dengan kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution beserta rombongan ke Iran pada 26-27 Februari 2017.

Keterangan pers tertulis Kemenko Perekonomian yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan kunjungan kerja ini merupakan tindak lanjut kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Iran pada pertengahan Desember 2016.

Delegasi kunjungan kerja ini terdiri dari Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Duta Besar RI untuk Iran, sejumlah pejabat tinggi dari Kementerian Lembaga terkait serta jajaran eksekutif dari BUMN dan pengusaha nasional.

Dalam kesempatan itu, delegasi melakukan Courtesy Call kepada Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani, Wakil Presiden Bidang Ilmu Pengetahuan Sorena Sattari, serta melakukan pertemuan bilateral dengan Gubernur Bank Sentral Iran, Menteri Perminyakan serta Menteri Informasi dan Teknologi Komunikasi.

Pertemuan tersebut membahas berbagai isu strategis yang meliputi bidang kerja sama energi, perdagangan, investasi, keuangan, perbankan, ilmu pengetahuan, teknologi, pertanian, pariwisata dan mendorong peran aktif dunia usaha dari kedua negara.

"Saya telah bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani dan menyampaikan surat dari Presiden Joko Widodo guna mempererat hubungan ekonomi Indonesia dan Iran," kata Darmin menanggapi kunjungan kerja selama dua hari tersebut.

Salah satu tema utama kunjungan kerja ini adalah penyampaian proposal pengelolaan ladang minyak pada dua ladang minyak di Ab Teymour dan Mansouri, Provinsi Bangestan, Iran Selatan oleh Pertamina kepada National Iranian Oil Company (NIOC).

Berdasarkan hasil studi Pertamina, secara umum potensi cadangan pada ladang minyak itu masing-masing mencapai lebih dari 1,5 miliar barel dengan potensi produksi yang dapat ditingkatkan lebih dari 200 ribu barel per hari per ladang minyak.

Selain itu, juga sedang dijajaki rencana pembelian LNG dengan harga yang kompetitif untuk pemenuhan kebutuhan domestik khususnya untuk pembangkit listrik, kawasan industri (petrokimia dan pupuk) dan kawasan ekonomi khusus.

Dalam pertemuan tersebut, pemerintah juga mengundang investor Iran untuk berinvestasi pada pembangunan kilang minyak di Indonesia.

Terkait kerja sama dalam sektor keuangan dan perbankan, terdapat pembahasan untuk mewujudkan transaksi keuangan yang semakin aman, cepat dan mudah antarkedua negara pascapelonggaran sanksi ekonomi.

Untuk itu, dalam kunjungan ini disepakati nota kesepahaman antara Bank Indonesia dan Bank Sentral Iran terkait kebanksentralan (moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran) melalui pembentukan policy dialogue, pertukaran informasi serta pembangunan kapasitas.

Pada sektor perdagangan dan investasi juga didorong penyelesaian pembahasan Preferential Trade Agreement (PTA) yang bertujuan untuk mengeliminasi hambatan tarif produk guna meningkatkan daya saing produk serta mewujudkan perdagangan yang berimbang dan berkelanjutan.

"Tadi kita juga menekankan pentingnya penyelesaian PTA antara Indonesia dan Iran pada bulan Juni 2017. Ini penting agar daya saing produk unggulan Indonesia seperti, CPO, kopi, karet, tekstil dan kertas bisa ditingkatkan," kata Darmin.

Salah satu tujuan penyelesaian pembahasan PTA adalah karena pemerintah Indonesia ingin menjadikan Iran tidak hanya sebagai pasar ekspor namun juga hub di kawasan Asia Tengah dan Timur Tengah.

Beberapa sektor lainnya yang ikut menjadi pembahasan dalam kunjungan kerja ini adalah kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi, industri strategis dan pariwisata.

Khusus bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, kedua negara sepakat untuk memberikan perhatian pada kerja sama teknologi nano, biotechnology dan pengembangan science technopark.

Pada industri strategis, kedua negara akan mendorong penguatan kerja sama pada bidang perawatan mesin pesawat terbang, pembangunan dan riset serta pengembangan helikopter dan pesawat tanpa awak untuk kebutuhan sipil.

Selain pertemuan para pejabat tinggi pemerintah juga dilakukan pertemuan yang dihadiri para pelaku bisnis seperti Pertamina, Pupuk Indonesia, Bank Mandiri, BNI, BRI dan lainnya untuk menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mengembangkan bisnis di Iran./f

Pewarta: Satyagraha

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017