Pelaihari, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Pengendalian Penduduk KB Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tanah Laut,  Lutfiati Uyun mengatakan,  vasektomi atau Metode Operatif Pria (MOP) dan tubektomi atau Metode Operatif  Wanita (MOW) sangat diminati di daerah tersebut.

"Dua kontrasepsi itu sebagai salah satu upaya  untuk mengurangi angka kelahiran di Tanah Laut," ujar Kadis Pengendalian Penduduk KB Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tanah Laut Hj Lutfiati Uyun, di Pelaihari.

Menurt dia, selama pelaksanaan vasektomi dan tubektomi  secara keseluruhan berjumlah  241 MOP dan 909 MOW, pada  tahun 2016 tercatat sebanyak 57 MOP dan 69 MOW.

"Sedangkan target tahun 2017 sebanyak 38 MOP dan 48 MOW," ungkapnya.

Diutarakannya, untuk  menepis anggapan jika melakukan vasektomi akan berpengaruh buruk terhadap kehidupan seksualnya, hal itu tidak benar karena tidak ada efek sampingnya.

"Justru dengan menggunakan alat kontrasepsi tersebut kaum pria lebih bergairah saat berhubungan dengan istri," tegasnya.

Terkait kesuksesan Tanah Laut melakukan program vasektomi dan tubektomi tersebut, sebut dia, pihaknya mendapat apresiasi dari BPPKB Kota Banjarbaru berupa, studi banding.

Terlebih untuk di wilayah Tanah Laut, tegas dia,  pasca MOP dan MOW mendapat biaya hidup dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tanah Laut sebesar Rp 750 ribu untuk pria dan Rp500 ribu untuk wanita.

Uyun berharap, dengan pelaksanaan vasektomi dan tubektomi  sebagai salah satu alternatif masyarakat untuk melakukan pengendalian kependudukan di Tanah Laut.  

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017