Rantau, (Antaranews Kalsel) - Harga karet di tingkat petani Kalimatan Selatan kembali meroket menjadi Rp9 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram setelah beberapa tahun terakhir  anjlok ke kisaran Rp3 ribu sampai Rp5 ribu per kilogram.

Beberapa petani karet di Kabupaten Tapin, Selasa mengatakan, kini kembali bergairan ke kebun setelah beberapa tahun terakhir lesu.

"Tentu ini perkembangan yang sangat bagus bagi kami, karena harganya hampir pulih seperti beberapa tahun sebelumnya, diharapkan, membaiknya harga karet ini bisa berlangsung lama," kata Baihaki, salah seorang petani di Tapin.

Baihaki, petani Desa Salam Babaris Kecamatan Salam Babaris, mengatakan, para petani merasa senang atas harga karet yang tinggi pada awal 2017.

"Alhamdulillah harganya kembali normal kaya dulu lagi, makin semangat kekebunnya untuk menyadap," ujarnya.

Menurut Baihaki, harga karet saat ini mulai merangkak naik. Di Tapin saat ini harga karet Rp9 ribu hingga Rp12 ribu per kilogram.

Harga tersebut, tambah dia, jauh lebih tinggi dibanding harga karet selama 2016, yang hanya berkisar antara Rp5 ribu/kg dan kadang-kadang di bawah itu.

Rendahnya harga karet tersebut, tambah dia, membuat para petani pun sering malas menyadap karetnya, bahkan beberapa petani memilih membiarkan pohon-pohon karet tidak disadap.

"Memang harganya masih bervariasi, namun sudah cukup bagus, tidak kurang dari Rp9 ribu/kg, berdasarkan kualitas bokar yang dihasilkan petani," katanya.

Baihaki mengaku, pada Senin (23/1)  menjual bokar ke PTP Nusantara Tambarangan dengan harga Rp12.200/kg.

Pewarta: M Husain As'ary

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017