Sabang, Aceh, (Antaranews Kalsel) - Kunjungan pengguna kapal layar "yacht"  terus meningkatke Sabang, Aceh karena pesona wisata bahari pulau Weh yang terletak paling ujung barat Indonesia itu menarik para wisatawan lokal maupun asing.

"Wisata bahari Sabang tingkatkan kunjungan wisatawan asing pengguna kapal yacht," kata Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) Fauzi Husen kepada Antara di Sabang, Kamis.

Menurutnya, berbagai promosi dan terobosan yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah dan penyelenggaran "Sabang Marine Festival Desember 2015" telah mendongkrat kunjungan kapal yacht ke Sabang, Aceh.

"Kunjungan kapal yacht meningkat ke Sabang sejak adanya kegiatan Sabang Marine Festival 2015 dan pada tahun 2016 angka kunjungannya meningkat drastis," katanya lagi.

Kepala Kepelabunan BPKS Sabang Zulkarnaini Abdullah juga menyampaikan, kunjungan wisatawan asing pengguna kapal layar (yacht) meningkat hingga 600 persen selama selama 2016 dibanding 2015.

Ia menjelaskan kapal layar yang berkunjung ke Sabang, Aceh pada tahun 2016 sebanyak 63 armada dan berasal dari Asia, Eropa dan Afrika.

"Per kapal layar itu ditumpangi oleh dua sampai tiga orang," katanya.

Pada 2015 jumlah kunjungan kapal layar ke Sabang, Aceh sebanyak 10 armada dan berasal dari Thailand, Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Selandia Baru, Swiss dan Kanada.

Kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sabang Zulfi Purnawati menyatakan, sebanyak 20 titik penyelaman terbaik yang tersebar di pulau paling ujung barat Indonesia sudah diselami ribuan para penyelam belahan dunia.

"Kita punya 20 titik 'dive' yang tersebar di seluruh Pulau Weh yang sudah diselami ribuan penyelam lokal dan asing dari belahan dunia dan mereka datang langsung dari berbagai negara khusus untuk diving di Sabang," katanya.

Lokasi penyelaman terbaik meliputi, bangkai kapal Jerman (Sophie Rickmers),  Batee Dua Gapang, Batee Meuroron, Batee Meuduro, Batee Tokong, Batee Gla, Rubiah Utara, Rubiah Seagarden, Pante Peunateung, Pante Seuke, Pante Ideu, Long Angen atau Pantee Gua, Limbo Gapang, Arus Balee, Seulako Drift.

Lalu, Sumur Tiga, Anoi Itam, Wreck Tugboat, Pulau Rondo, dan mobil karang. "Ini semua sudah diselami oleh penyelam belahan dunia dan hampir saban hari wisatawan asing sangat mudah didapatkan seperti di Pantai Iboih, Gapang, dan Pantai Sumur Tiga," paparnya.

Sebelumnya, melalui Peraturan Presiden Nomor 105 Tahun 2015 telah memudahkan kapal "yacht" asing untuk masuk serta berwisata ke perairan Indonesia dengan memudahkannya pengurusan dokumen Customs Immigration, Quarantine Port (CIQP) di 18 pelabuhan se-antero Negeri Bhinneka Tunggal Ika.

Sesuai dengan Perarutan Presiden tersebut ada 18 pelabuhan bisa keluar dan masuk perairan Indonesia meliputi, Sabang (Aceh), Belawan (Sumatera Utara), Teluk Bayur (Sumatera Barat), Nongsa Point Marina (Kepulauan Riau), Bandan Bintan Telani (Kepulauan Riau), Tanjung Pandan (Bangka Belitung), Sunda Palapa dan Marina Ancol (DKI Jakarta), Benoa (Bali).

Kemudian, Pelabuhan Tenau Kupang (Nusa Tenggara Timur), Kumai Kotawaringin Barat (Kalimantan Tengah), Tarakan (Kalimantan Utara), Nunukan Bulungan (Kalimantan Timur), Bitung (Sulawesi Utara), Ambon (Maluku), Saumlaki (Tenggara Barat Maluku), Tual (Tenggara Maluku), Sorong (Papua Barat) dan terakhi Pelabuhan Biak (Papua)./f

Pewarta: Irman Yusuf

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017