Sampit, Kalteng, (Antaranews Kalsel) - Sejumlah pejabat di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, ramai-ramai naik ayunan untuk memeriahkan tradisi budaya "menuyang anak" atau meayun anak yang digelar di Islamic Center Sampit.

"Ini adalah tradisi umat Islam di daerah kita yang sudah ada sejak dulu. Kegiatan ini bentuk kasih sayang kepada anak dan diisi dengan doa-doa untuk anak. Ini tradisi, jadi wajar kalau ada pula yang berbeda pendapat," kata Bupati H Supian Hadi di Sampit, Rabu.

Ada 135 ayunan yang disiapkan, termasuk 25 ayunan khusus untuk orang dewasa. Antusias masyarakat untuk mengikuti tradisi ini sangat tinggi namun panitia terpaksa membatasi jumlah peserta karena keterbatasan tempat.

Para orangtua berlomba-lomba menghias ayunan mereka dengan kembang, buah dan kue agar terlihat menarik. Apalagi panitia menyiapkan hadiah bagi ayunan terbaik. Sementara itu, anak mereka juga terlihat senang karena banyak hiasan di ayunan.

Tidak hanya orangtua yang semangat mengayun anak mereka, para pejabat juga antusias ingin berayun. Bupati H Supian Hadi, Wakil Bupati HM Taufiq Mukri, Sekretaris Daerah Putu Sudarsana dan pejabat lainnya ramai-ramai menaiki ayunan yang memang sudah disiapkan untuk peserta dewasa.

Seperti biasa, tradisi menuyang anak ini dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara juga diisi dengan tasmiyah atau pemberian nama beberapa anak yang baru lahir.

Tradisi menuyang anak selalu disambut antusias masyarakat. Kini tradisi itu dimasukkan dalam agenda pariwisata daerah yang dikemas dengan baik untuk menarik minat wisatawan.

"Saya berharap ini lebih dikembangkan. Nanti kita upayakan perwakilan tiap kecamatan, kelurahan dan desa juga ikut sehingga acara makin meriah dan semarak," kata Supian.

Supian mendorong tradisi budaya positif terus dikembangkan. Apalagi pemerintah daerah bertekad menjadikan Sampit sebagai kota tujuan wisata sehingga makin dikenal luas di luar daerah./f

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016