Amuntai, (Antaranews Kalsel) - Debat terbuka pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan fokus memperdebatkan strategi untuk melepas status daerah tertinggal dengan memanfaatkan potensi lahan rawa yang dimiliki.
Calon petahana nomor urut 1 Abdul Wahid di Amuntai, Kamis mengatakan, sejak zaman Pemerintahan Presdien Susilo Bambang Yudhoyono sebenarnya status daerah tertinggal untuk Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sudah bisa dilepaskan.
Namun, status ini masih diperlukan karena daerahnya masih mengandalkan kucuran bantuan dana dari pemerintah pusat khususnya untuk membangun infrastruktur.
Namun, status ini masih diperlukan karena daerahnya masih mengandalkan kucuran bantuan dana dari pemerintah pusat khususnya untuk membangun infrastruktur.
"Bagi saya tidak masalah status daerah tertinggal, karena itu hanya status, selama daerah bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Wahid.
Wahid mengatakan, status daerah tertinggal membuat pemerintah daerah HSU mendapat aliran dana bantuan dari Pemerintah Pusat sekitar Rp20 Miliar pertahun.
Bantuan lebih banyak diarahkan untuk pembangunan sarana Infrastruktur yang tidak bisa dilakukan jika hanya mengandalkan APBD.
Bantuan lebih banyak diarahkan untuk pembangunan sarana Infrastruktur yang tidak bisa dilakukan jika hanya mengandalkan APBD.
Hal sebaliknya diutarakan Calon Bupati HSU Mukhsin Haita yang berpasangan dengan Hasib Salim, menurut dia, pemerintah daerah harus berupaya mengciptakan kemandirian bagi masyarakat HSU, agar tidak selalu bergantung bantuan pemerintah pusat.
Masalahnya, kata Haita, potensi yang dimiliki Kabupaten HSU hanya berupa 89 persen hamparan rawa yang meliputi wilayahnya, sehingga menjadi tantangan bagi kedua pasangan calon, untuk memberdayakan potensi rawa bagi kemakmuran masyarakat HSU.
Haita mengkritik kebijakan Pemda HSU yang mencoba mengembangkan perkebunan sawit dengan mempersilakan investor luar, untuk menggarap lahan rawa di Kecamatan Paminggir.
Perkebunan sawit dinilai bisa merusak ekosistem rawa, yang berdampak menurunkan potensi pertanian, perikanan dan peternakan.
"Kita bukan bermaksud menolak investor, tapi pengembangan potensi rawa jangan sampai merugikan masyarakat," katanya.
Namun menurut Wahid, pengembangan perkebunan sawit masih bisa diupayakan melalui penerapan teknologi dan cara-cara tertentu yang tidak mengakibatkan kerusakan ekosistem rawa.
"Kita tidak akan bisa mengembangkan potensi rawa tanpa melibatkan investor, untuk memanfaatkannya, sejak dulu wilayah rawa tidak termanfaatkan oleh masyarakat kecuali hanya untuk pertanian," pungkasnya.
Debat terbuka pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati HSU yang dilaksanakan di Aula Banua Kita di Kota Amuntai ini dipandu moderator Andi Tenri Sompa yang sudah berpengalaman memandu debat terbuka pilkada.
Masing-masing pendukung dan tim sukses paslon menghadiri acara debat yang disiarkan secara langsung (live) oleh Channel TV Pemkab HSU dan jaringan TV Kabel sehingga seluruh masyarakat HSU bisa menyaksikannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016