Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Barito Kuala (Disbunak Batola) Veteriner Henny Dyah Istininingsih mengatakan berdasarkan perhitungan ketersediaan hewan kurban di daerah tersebut mengalami surplus.
"Bahkan, hewan kurban kita bisa menjadi pemasok ke daerah lain seperti Banjarmasin," ujar Veteriner Henny Dyah Istininingsih, saat dikonfirmasi di Batola, Minggu.
Menurut dia, kebutuhan hewan kurban pada 2024 di Batola sebanyak 955 ekor sapi, 18 ekor kerbau dan 105 ekor kambing.
"Berdasarkan data di Disbunak Batola saat ini hewan kurban tersedia sebanyak 2.415 ekor sapi, 71 ekor kerbau dan 43 ekor kambing," ucapnya.
Terkait hewan kurban, jelas dia, Disbunak Batola sudah melaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin terhadap ternak masuk ke wilayah Batola maupun untuk hewan kurban.
Selain itu, ungkapnya, pemeriksaan fisik juga pihaknya lakukan sebelum dan sesudah pemotongan hewan kurban.
"Untuk pemantauan dan pemeriksaan hewan Disbunak Batola membentuk tim. Kami juga membuat surat edaran terkait adanya Rumah Pemotongan Hewan (RPH)," terangnya..
Lebih lanjut dia mengemukakan, yang harus diperhatikan pada hewan kurban yaitu harus sehat, kandang bersih, pakan terjamin dan ketersediaan air minum cukup.
"H-1 Idul Adha tetap kita lakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan hewan untuk menentukan layaknya hewan kurban. Bahkan, pemeriksaan fisik dan kesehatan hewan juga kami lakukan pada hari pelaksanaan pemotongan nanti," tandasnya.
Upaya lain yang dilakukan Disbunak Batola, sambung dia, berkeliling ke lokasi peternakan warga untuk terus memantau kesehatan hewan kurban.
"Pemantauan ini kami lakukan di beberapa sampel hewan kurban, termasuk nantinya pemeriksaan kondisi daging. Apakah aman atau tidak layak konsumsi,” jelas Henny.
Kemudian, dia meminta, kepada panitia kurban, agar limbah setelah pemotongan hewan kurban tidak dibuang ke aliran sungai.
“Sebaiknya mengubur limbah di dalam tanah. Selain itu, harus diperhatikan tempat memotong dan pembagian daging harus bersih,” pintanya.
Apabila limbah kotoran dan bagian tubuh hewan kurban dibuang ke sungai atau ke aliran air saat proses pencucian akan mencemari sungai dan aliran air tersebut karena kandungan bakteri seperti, ecoli.
"Pembuangan limbah hewan kurban ke sungai bisa berdampak pada penurunan kualitas air sungai," demikian tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
"Bahkan, hewan kurban kita bisa menjadi pemasok ke daerah lain seperti Banjarmasin," ujar Veteriner Henny Dyah Istininingsih, saat dikonfirmasi di Batola, Minggu.
Menurut dia, kebutuhan hewan kurban pada 2024 di Batola sebanyak 955 ekor sapi, 18 ekor kerbau dan 105 ekor kambing.
"Berdasarkan data di Disbunak Batola saat ini hewan kurban tersedia sebanyak 2.415 ekor sapi, 71 ekor kerbau dan 43 ekor kambing," ucapnya.
Terkait hewan kurban, jelas dia, Disbunak Batola sudah melaksanakan pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin terhadap ternak masuk ke wilayah Batola maupun untuk hewan kurban.
Selain itu, ungkapnya, pemeriksaan fisik juga pihaknya lakukan sebelum dan sesudah pemotongan hewan kurban.
"Untuk pemantauan dan pemeriksaan hewan Disbunak Batola membentuk tim. Kami juga membuat surat edaran terkait adanya Rumah Pemotongan Hewan (RPH)," terangnya..
Lebih lanjut dia mengemukakan, yang harus diperhatikan pada hewan kurban yaitu harus sehat, kandang bersih, pakan terjamin dan ketersediaan air minum cukup.
"H-1 Idul Adha tetap kita lakukan pemeriksaan fisik dan kesehatan hewan untuk menentukan layaknya hewan kurban. Bahkan, pemeriksaan fisik dan kesehatan hewan juga kami lakukan pada hari pelaksanaan pemotongan nanti," tandasnya.
Upaya lain yang dilakukan Disbunak Batola, sambung dia, berkeliling ke lokasi peternakan warga untuk terus memantau kesehatan hewan kurban.
"Pemantauan ini kami lakukan di beberapa sampel hewan kurban, termasuk nantinya pemeriksaan kondisi daging. Apakah aman atau tidak layak konsumsi,” jelas Henny.
Kemudian, dia meminta, kepada panitia kurban, agar limbah setelah pemotongan hewan kurban tidak dibuang ke aliran sungai.
“Sebaiknya mengubur limbah di dalam tanah. Selain itu, harus diperhatikan tempat memotong dan pembagian daging harus bersih,” pintanya.
Apabila limbah kotoran dan bagian tubuh hewan kurban dibuang ke sungai atau ke aliran air saat proses pencucian akan mencemari sungai dan aliran air tersebut karena kandungan bakteri seperti, ecoli.
"Pembuangan limbah hewan kurban ke sungai bisa berdampak pada penurunan kualitas air sungai," demikian tutupnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024