Terwujudnya Barabai sebagai Peraih Penghargaan Adipura dalam Kategori Kota Kecil sesuai motto daerah Bersih, sehat, rapi dan Indah tak terlepas dari peran besar 125 orang petugas kebersihan atau pasukan kuning kantor BPLH Hulu Sungai Tengah.
Kasubid Kebersihan Kantor BPLH HST Farid Wahyudin menerangkan 125 orang petugas kebersihan berstatus tenaga kontrak pegawai tidak tetap yang diperbaharui setiap tahun dengan pola pembagian kerja terbagi untuk shift pagi, siang dan malam.
Petugas Kebersihan dengan upah perbulan sesuai kontrak yaitu bagi sopir truk pengangkut sampah Rp900.000, sedangkan petugas kebersihan lainnya seperti penyapu jalan, drainase, pertamanan berpenghasilan Rp800.000.
Dalam menjalankan tugasnya pasukan kebersihan tersebut didukung dengan fasilitas 10 buah armada truk, 3 buah amro,13 kontiner, kendaraan Tossa 7 buah, gerobak 34 buah, transfer depo TPS Terminal Keramat Barabai, 1 buah eksavator di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Telang.
“Setiap harinya para petugas kebersihan atau pasukan kuning mengelola 120 kubikan sampah kota sementara yang terangkut sekitar 80-85 kubik ke TPA Telang, adapun sisa sampah telah dipilah seperti kardus, plastic dan lainnya oleh pemulung dan
pasukan kuning untuk dijual,†katanya.
Diterangkannya penyumbang sampah terbesar di kota Barabai adalah daerah terminal keramat Barabai yang sekaligus lokasi pasar baru, pusat perekonomian dan lain-lain. Sayangnya kesadaran masyarakat terutama para pedagang masih rendah terbukti dengan membuang sampah sembarangan.
Tumpukan sampah senantiasa dibersihkan dan diangkut tiap hari oleh petugas kebersihan dengan penuh pengabdian dan kerja keras, namun karena merasa ada yang membersihkan masih banyak pula warga sengaja membuangsampah bukan ditempat-tempat yang telah disediakan padahal upaya sosialisasi dan himbauan senantiasa gencar dilakukan.
Diantara Petugas Kebersihan terdapat Ahmad Nurani (60 tahun) atau biasa disapa kai Amat yang sudah mengabdi mewujudkan Kota Barabai Berseri selama tiga puluhan lebih tanpa kenal lelah setiap pagi menyapu halaman depan Pemkab HST.
Dikarenakan tenaga kontak maka tidak memungkinkan Kantor BPLH memberikan uang pension atau pesangon tiada jalan lain untuk menopang kehidupan dan kesejahteraan beliau, Kai Amat tetap dipekerjakan sebagai Petugas Kebersihan walaupun untuk mencukupi kebutuhan keluarga tetap mencari penghasilan seperti menarik beca, berkebun atau pun memelihara ternak.
Dikatakannya saat ini dirinya sangat terbantu dengan telah berdirinya Koperasi Pasukan Kuning di Kantor BPLH HST dari Modal Awal Koperasi hanya Rp. 4.150.000 di tahun 2005 sekarang ditahun 2011 mencapai modal tertinggi Rp. 129.000.000,- yang juga bergerak di bidang simpan pinjam untukanggota.
“Kami dapat meminjam dari Rp.250.000,- hingga Rp3.000.000,- sehingga uangnya dapat dibuat untuk modal usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga untuk bertani, beternak ataupun berdagang kecil-kecilan,†katanya.
Saat ini semua Petugas Pasukan Kuning dalam pelaksanaan tugas dan pengabdiannya pada daerah telah diasuransikan lewat Asuransi Jiwa Sraya untuk kecelakaan atau kematian serta untuk meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan Petugas Pasukan digelar Arisan Pasukan Kuning secara rutin. fat/B
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011