Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Ketua Komisi I DPRD Kalimantan Selatan H Syahdillah mengimbau masyarakat di daerah ini agar tetap mewaspadai kemungkinan terjadi banjir.


"Apalagi berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Februari 2017 masih musim penghujan," ujarnya, di Banjarmasin, Selasa.

Kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana banjir, ujar mantan Wakil Bupati Hulu Sungai Utara (HSU), Kalsel itu, bukan cuma bagi warga masyarakat yang wilayahnya rawan banjir, tapi juga daerah lain.

"Bencana banjir terkadang tidak bisa kita prediksi. Bila hujan deras terjadi sampai beberapa jam, terlebih kalau satu hari penuh, maka tidak menutup kemungkinan terjadi bencana banjir," ujarnya lagi.

Pensiunan PNS berusia 64 tahun yang bergabung dengan Partai Gerindra itu berharap, dengan kewaspadaan tersebut, warga masyarakat dapat terhindar dari bencana banjir yang sewaktu-waktu bisa terjada di musim penghujan.

Berkaitan banjir yang belakangan melanda sejumlah wilayah di Amuntai (185 kilometer utara Banjarmasin), ibu kota HSU dan Barabai (165 km utara Banjarmasin), ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel, menurut dia, hal tersebut tidak separah beberapa tahun lalu.

Bencana banjir yang agak parah melanda beberapa wilayah HSU dan HST pada awal tahun 2000-an yang berdampak sejumlah infrastruktur berupa jalan raya banyak rusak, seperti aspal terkelupas karena lama terendam air.

Selain itu, sempat melumpuhkan ekonomi masyarakat setempat, karena mereka tidak bisa berusaha karena banjir, serta menimbulkan kerugian material cukup besar disebabkan usaha perikanan dan bercocok tanam gagal.

"Walaupun bencana banjir yang terjadi belakangan ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya, jangan membuat kita lalai, agar tidak menimbulkan risiko besar," demikian Syahdillah.

Secara terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel H Sofyan AH menyatakan, berkaitan banjir di provinsi ini yang terjadi belakangan ini masih berstatus siaga, belum pada tingkat darurat.

"Namun kita tetap tidak boleh lengah dan terus mewaspadai, mengingat bencana itu dapat datang tiba-tiba, dan jika tidak waspada bisa berdampak buruk," ujarnya saat berada di DPRD Kalsel.

Menurutnya, BPBD Kalsel selalu memantau kemungkinan terjadi bencana serta bersiaga, baik personel maupun peralatan penanggulangan bencana.

Mantan Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kalsel itu mencontohkan banjir yang melanda Amuntai seakan langganan setiap tahun pada musim penghujan, belum termasuk darurat bencana.

"Tetapi semua pihak terkait atau pemangku kepentingan dan tidak terkecuali masyarakat sendiri harus tetap waspada dan siaga akan kemungkinan terjadi darurat bencana," ujar Sofian pula.

Ditengarai akibat penebangan hutan secara besar-besaran hingga tahun 1990-an serta usaha pembukaan hutan/lahan, Kota "Bertakwa" Amuntai menjadi langganan banjir saat musim penghujan.

Begitu pula "Kota Apam" Barabai atau yang dijuluki sebagai Bandung Kalimantan di masa pemerintahan Presiden Sookarno, juga menjadi langganan banjir bila musim punghujan, kecuali beberapa tahun lalu sempat terbebas dari genangan banjir.

Pewarta: Syamsudin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016