PT PLN (Persero) meraih penghargaan Mata Lokal Award kategori "Best Impact in Environment of The Year" karena berkomitmen mengurangi emisi karbon di Indonesia.
 
Keterangan tertulis humas PT PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah diterima di Kota Banjarbaru, Rabu, menyebutkan perusahaan milik negara tersebut memberikan sumbangsih signifikan dekarbonisasi di sektor kelistrikan dan transportasi melalui penggantian PLTU ke pembangkit EBT dan gas, co-firing biomassa pada PLTU, Implementasi carbon trading, dedieselisasi, pengembangan pembangkit EBT dan dukungan infrastruktur EV.

Baca juga: Dirut PLN tinjau Posko Utama Kelistrikan KTT WWF pastikan sistem kelistrikan di Bali andal
 
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang hadir pada acara penyerahan penghargaan, mengatakan pemerintah mengapresiasi dan mendukung penuh langkah heroik PLN menjalankan transisi energi untuk peningkatan pemanfaatan EBT dan mendukung peralihan dari energi fosil yang merupakan langkah penting karena Indonesia juga tengah fokus pada pengembangan "green tourism" atau destinasi wisata berkelanjutan. 
 
"Jadi green tourism adalah masa depan pariwisata kita dan berharap PLN bisa mendukung sehingga pariwisata semakin berkualitas dan berkelanjutan, membuka peluang usaha dan lapangan kerja yang luas termasuk green jobs," ujar Sandiaga.
 
Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan penghargaan Mata Lokal Award ini merupakan "buah manis" perjuangan tak kenal lelah dari para insan PLN untuk mereduksi emisi karbon pada sektor kelistrikan.
 
Sebelumnya, PLN telah melakukan berbagai inisiatif dekarbonisasi, di antara yang telah dijalankan pembatalan penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebesar 13,3 Gigawatt (GW), pembatalan Power Purchase Agreement (PPA) PLTU 1,4 GW.

Baca juga: PLN-DPRD Tabalong wujudkan percepatan pembangunan listrik desa
 
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang terletak di kawasan Candi Prambanan tidak hanya mendorong ekosistem kendaraan listrik tetapi juga mendukung pariwisata hijau. (ANTARA/HO-PLN UID Kalselteng)

Kemudian, mengganti 1,1 GW PLTU dengan pembangkit berbasis EBT, mengganti 800 Megawatt (MW) PLTU dengan pembangkit gas, penerapan co-firing biomassa pada 43 PLTU, program dedieselisasi dengan total kapasitas mencapai 1 GW, dan pengembangan 21 GW pembangkit EBT yang dihasilkan mampu mengurangi dan menghindari emisi karbon hingga total 3,7 miliar ton CO2.
 
"Sebagai motor penggerak ekonomi bangsa, keberadaan PLN amat lah penting menjamin ketersediaan energi listrik bagi seluruh masyarakat di Indonesia. Transisi dari energi fosil ke energi bersih merupakan peluang bagi kita untuk membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, salah satunya pada green tourism yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, mengentaskan kemiskinan, dan juga menjaga kelestarian lingkungan," ucap Darmawan. 
 
Darmawan juga mengungkapkan dukungan PLN kepada pemerintah dalam pengembangan green tourism dilihat dari kerja sama antara PLN dan PT Taman Wisata Candi (TWC) untuk menghadirkan energi bersih di lingkungan destinasi wisata yang dikelola TWC seperti Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Baca juga: PLN UID Kalselteng gelar "Gasax" pastikan subsidi listrik tepat sasaran
 
"Sekarang penggunaan energi hijau menjadi suatu kebutuhan atau kewajiban yang perlu terus kita tingkatkan. Terkait green tourism, kami support penuh, karena sejalan dengan visi dalam agenda transisi energi guna mencapai Net Zero Emissions di tahun 2060 atau lebih cepat," tutur Darmawan.
 
Selain itu, PLN juga menjadi salah satu aktor utama pengembangan ekosistem electric vehicle (EV) di tanah air dilihat dari dibangunnya 1.380 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), 9.886 Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dan 2.182 Stasiun Penukaran Baterai Listrik Umum (SPBKLU) di seluruh Indonesia. 
 
"Berbagai upaya heroik kami lakukan karena PLN benar-benar peduli terhadap masa depan bumi dan generasi mendatang. Transisi energi juga penting agar kita bisa mencapai kemandirian energi nasional dengan tidak bergantung pada energi fosil yang mahal dan juga kotor," kata Darmawan.

Baca juga: PLN optimalkan infrastruktur kelistrikan sukseskan KTT WWF di Bali

Pewarta: Yose Rizal

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024