Para pengungkap fakta Israel mengungkapkan kondisi meresahkan di kamp gurun Sde Teiman, sebuah pangkalan militer yang digunakan sebagai pusat penahanan di gurun Negev, menurut laporan CNN pada Jumat.
Fasilitas tersebut menahan warga Palestina yang ditahan selama invasi Israel di Jalur Gaza
Para pengungkap fakta (whistleblower) tersebut, yang mengambil risiko terkena dampak hukum dan pembalasan dari kelompok yang mendukung kebijakan garis keras Israel di Gaza, menggambarkan para tahanan ditahan dengan pengekangan fisik yang ekstrim.
"Sejumlah pria dengan pakaian abu-abu terlihat duduk di kasur setipis kertas, dikelilingi kawat berduri. Mata mereka ditutup, kepala mereka tertunduk berat di bawah sorotan lampu sorot,” kata laporan itu, mengutip para pengungkap fakta.
"Kami diberitahu bahwa mereka tidak diizinkan bergerak. Mereka harus duduk dengan tegak. Mereka tidak diizinkan berbicara. Tidak diizinkan mengintip dari balik penutup mata."
Laporan tersebut menyatakan para tahanan "ditahan dengan kekangan fisik yang ekstrim, dan rumah sakit lapangan dimana tahanan diikat ke tempat tidur mereka, memakaikan mereka popok dan memberi makan lewat sedotan."
Seorang pengungkap fakta, yang bertugas di fasilitas medis rumah sakit lapangan, mengatakan: "Mereka melucuti segala sesuatu yang menyerupai manusia.”
Disebutkan bahwa penjaga diperintahkan untuk membungkam tahanan dan memilih individu yang “bermasalah” untuk dihukum.
Pengungkap fakta lainnya mengatakan pemukulan yang dilakukan "bukan untuk mengumpulkan data intelijen" melainkan sebagai balas dendam."
Pernyataan para pengungkap fakta tersebut juga menimbulkan kekhawatiran tentang perawatan medis di fasilitas tersebut. Yang lain melaporkan “anggota badan tahanan diamputasi karena luka yang diderita akibat diborgol terus-menerus, bahkan prosedur medis terkadang dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi rendah,” tambah laporan itu.
Menanggapi permintaan komentar CNN, militer Israel menyatakan bahwa setiap tuduhan pelanggaran “diperiksa dan ditangani sebagaimana mestinya.”
Militer Israel tidak secara langsung menyangkal pernyataan bahwa para tahanan ditelanjangi atau memakai popok, namun dikatakan bahwa para tahanan “diberikan kembali pakaian mereka setelah bertekad untuk tidak menimbulkan risiko keamanan,” kata laporan itu.
Baca juga: Sebanyak 500 jasad tahanan Palestina masih ditahan Israel
Baca juga: Israel kewalahan tampung warga Palestina di sel tahanan
Baca juga: Tahanan Palestina yang dibebaskan Israel alami kondisi fisik buruk
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Fasilitas tersebut menahan warga Palestina yang ditahan selama invasi Israel di Jalur Gaza
Para pengungkap fakta (whistleblower) tersebut, yang mengambil risiko terkena dampak hukum dan pembalasan dari kelompok yang mendukung kebijakan garis keras Israel di Gaza, menggambarkan para tahanan ditahan dengan pengekangan fisik yang ekstrim.
"Sejumlah pria dengan pakaian abu-abu terlihat duduk di kasur setipis kertas, dikelilingi kawat berduri. Mata mereka ditutup, kepala mereka tertunduk berat di bawah sorotan lampu sorot,” kata laporan itu, mengutip para pengungkap fakta.
"Kami diberitahu bahwa mereka tidak diizinkan bergerak. Mereka harus duduk dengan tegak. Mereka tidak diizinkan berbicara. Tidak diizinkan mengintip dari balik penutup mata."
Laporan tersebut menyatakan para tahanan "ditahan dengan kekangan fisik yang ekstrim, dan rumah sakit lapangan dimana tahanan diikat ke tempat tidur mereka, memakaikan mereka popok dan memberi makan lewat sedotan."
Seorang pengungkap fakta, yang bertugas di fasilitas medis rumah sakit lapangan, mengatakan: "Mereka melucuti segala sesuatu yang menyerupai manusia.”
Disebutkan bahwa penjaga diperintahkan untuk membungkam tahanan dan memilih individu yang “bermasalah” untuk dihukum.
Pengungkap fakta lainnya mengatakan pemukulan yang dilakukan "bukan untuk mengumpulkan data intelijen" melainkan sebagai balas dendam."
Pernyataan para pengungkap fakta tersebut juga menimbulkan kekhawatiran tentang perawatan medis di fasilitas tersebut. Yang lain melaporkan “anggota badan tahanan diamputasi karena luka yang diderita akibat diborgol terus-menerus, bahkan prosedur medis terkadang dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi rendah,” tambah laporan itu.
Menanggapi permintaan komentar CNN, militer Israel menyatakan bahwa setiap tuduhan pelanggaran “diperiksa dan ditangani sebagaimana mestinya.”
Militer Israel tidak secara langsung menyangkal pernyataan bahwa para tahanan ditelanjangi atau memakai popok, namun dikatakan bahwa para tahanan “diberikan kembali pakaian mereka setelah bertekad untuk tidak menimbulkan risiko keamanan,” kata laporan itu.
Baca juga: Sebanyak 500 jasad tahanan Palestina masih ditahan Israel
Baca juga: Israel kewalahan tampung warga Palestina di sel tahanan
Baca juga: Tahanan Palestina yang dibebaskan Israel alami kondisi fisik buruk
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024