Kandangan, (Antaranews Kalsel) - Dinas Peternakan dan Perikanan Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, menyatakan di daerahnya bebas dari serangan flu burung sebagaimana yang melanda peternak di Kota Banjarmasin beberapa waktu lalu.
Kepala UPT Puskeswan Dinas Peternakan dan Perikanan HSS Drh Norliani di Kandangan Senin menjelaskan, tidak ada laporan ataupun ditemukan serangan flu burung yang terjadi di daerah ini.
"Hingga saat ini, tidak ditemukan kasus flu burung. Terakhir kasus flu burung terjadi di HSS tahun 2015," ujarnya.
Meski tidak ada kasus serangan flu burung, kata dia, para peternak tetap harus waspada, karena ada beberapa hewan ternak mati karena beberapa sebab lain, seperti akibat bakteri, pakan ternak yang tidak sesuai hingga hewan yang terinjak.
"Untuk kematian ternak yang disebabkan bakteri masih ada , namun ternak-ternak tersebut masih bisa diselamatkan," katanya.
Menurut Norliani, tidak adanya kasus H5N1 di Kabupaten HSS, tidak lepas dari upaya antisipasi yang rutin dilakukan jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan HSS.
Upaya antisipasi tersebut, seperti melakukan penyemprotan di kandang para peternak, pasar pengumpul hewan, sampai membagikan obat semprot kepada peternak, serta mensosialisasikan kepada para peternak, apabila menemukan hewan mati jangan dibuang ke sungai atau ke hutan.
"Jadi ternak yang terserang virus flu burung harus di kubur atau di bakar. Untuk menguburnya bisa kedalaman 1,5 meter sampai 5 meter, sesuai dengan banyaknya hewan yang mati," imbuhnya.
Selain itu, apabila ada hewan ternak sakit, segera lakukan pemisahan dengan ternak lain, kemudian berikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan, serta lakukan penyemprotan.
"Jangan lupa laporkan ke dinas agar apabila terjadi sesuatu, sehingga bisa diambil sampel untuk dilakukan uji laboratorium," ucapnya.
Ditambahkan dia, bagi para peternak, juga harus memperhatikan saat membeli bibit ternak baru, jangan langsung menggabungkan hewan ternaknya dengan yang sudah ada tapi harus dipisah dulu sekitar 14 hari.
"Ini untuk melindungi hewan dari virus yang mungkin saja ada dibawa hewan yang baru saja datang," katanya.
Sebelumnya, virus flu burung, kembali menyerang ternak di Kota Banjarmasin yang mengakibatkan ratusan ternak baik itu ayam dan itik mati secara mendadak.
Mengantisipasi hal tersebut, masing-masing kabupaten melakukan pemblokiran terhadap masuknya ternak dari kota Banjarmasin, untuk menghindari meluasnya virus mematikan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Kepala UPT Puskeswan Dinas Peternakan dan Perikanan HSS Drh Norliani di Kandangan Senin menjelaskan, tidak ada laporan ataupun ditemukan serangan flu burung yang terjadi di daerah ini.
"Hingga saat ini, tidak ditemukan kasus flu burung. Terakhir kasus flu burung terjadi di HSS tahun 2015," ujarnya.
Meski tidak ada kasus serangan flu burung, kata dia, para peternak tetap harus waspada, karena ada beberapa hewan ternak mati karena beberapa sebab lain, seperti akibat bakteri, pakan ternak yang tidak sesuai hingga hewan yang terinjak.
"Untuk kematian ternak yang disebabkan bakteri masih ada , namun ternak-ternak tersebut masih bisa diselamatkan," katanya.
Menurut Norliani, tidak adanya kasus H5N1 di Kabupaten HSS, tidak lepas dari upaya antisipasi yang rutin dilakukan jajaran Dinas Peternakan dan Perikanan HSS.
Upaya antisipasi tersebut, seperti melakukan penyemprotan di kandang para peternak, pasar pengumpul hewan, sampai membagikan obat semprot kepada peternak, serta mensosialisasikan kepada para peternak, apabila menemukan hewan mati jangan dibuang ke sungai atau ke hutan.
"Jadi ternak yang terserang virus flu burung harus di kubur atau di bakar. Untuk menguburnya bisa kedalaman 1,5 meter sampai 5 meter, sesuai dengan banyaknya hewan yang mati," imbuhnya.
Selain itu, apabila ada hewan ternak sakit, segera lakukan pemisahan dengan ternak lain, kemudian berikan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan, serta lakukan penyemprotan.
"Jangan lupa laporkan ke dinas agar apabila terjadi sesuatu, sehingga bisa diambil sampel untuk dilakukan uji laboratorium," ucapnya.
Ditambahkan dia, bagi para peternak, juga harus memperhatikan saat membeli bibit ternak baru, jangan langsung menggabungkan hewan ternaknya dengan yang sudah ada tapi harus dipisah dulu sekitar 14 hari.
"Ini untuk melindungi hewan dari virus yang mungkin saja ada dibawa hewan yang baru saja datang," katanya.
Sebelumnya, virus flu burung, kembali menyerang ternak di Kota Banjarmasin yang mengakibatkan ratusan ternak baik itu ayam dan itik mati secara mendadak.
Mengantisipasi hal tersebut, masing-masing kabupaten melakukan pemblokiran terhadap masuknya ternak dari kota Banjarmasin, untuk menghindari meluasnya virus mematikan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016