Kandangan, (Antaranews Kalsel) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Barabai dan RUSD Brigjen H Hasan Basry Kandangan meluncurkan sistem aplikasi terintegrasi peserta BPJS untuk memudahkan pelayanan bagi peserta jaminan kesehatan masyarakat tersebut.
"Bridging system" ini adalah upaya integrasi dua sistem hingga RSUD dapat akses data kepersertaan BPJS Nasional dan dapat mempercepat administrasi klaim dan entri data serta efisieni waktu, karena pasien antre cuma satu kali," kata Kepala BPJS Barabai Antokalina di Kandangan, Senin.
Peluncuran aplikasi terintegrasi BPJS Kesehatan bersama RSUD Kandangan itu dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Ideham dan beberapa pejabat rumah sakit dan BPJS.
Antokalina menjelaskan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan komitmen pemerintah pusat untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat.
Menurut dia, hingga kini memang masih terdapat beberapa persoalan di lapangan yang perlu diatasi bersama, agar program ini dapat terlaksana dengan baik.
"Jumlah kepesertaan JKN secara nasional per 28 Oktober 2016 sebanyak 177 juta," katanya.
Peningkatan jumlah peserta program kesehatan ini, kata dia, akan diiringi dengan peningkatan fasilitas kesehatan untuk mengatasi keterbatasan kemampuan masyarakat dalam biaya pengobatan,. Selain itu, pemerintah juga akan memperluas akses pelayanan kesehatan masyarakat.
Khusus di RSUD Kandangan, tambah dia, hingga kini klaim BPJS menjadi Rp3,4 miliar, dan diharapkan dengan semakin besarnya klaim kesehatan masyarakat, menjadi salah satu bukti bahwa pelayanan kesehatan di daerah tersebut semakin baik dan merata.
Sekda HSS HM Ideham mengatakan, dengan peluncuran sistem terintegrasi ini nantinya dapat meningkatkan layanan kesehatan secara optimal melalui sistem komputerisasi.
Hanya, tambah dia, yang perlu mendapatkan perhatian serius dalam pelayanan tersebut adalah sinergi terutama dalam kesiapan sistem dan sumber daya manusia yang melaksanakannya.
"Perubahan sistem harus diiiringi dengan perubahan baik dari cara kerja maupun pola pikir, dari manual ke komputer," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
"Bridging system" ini adalah upaya integrasi dua sistem hingga RSUD dapat akses data kepersertaan BPJS Nasional dan dapat mempercepat administrasi klaim dan entri data serta efisieni waktu, karena pasien antre cuma satu kali," kata Kepala BPJS Barabai Antokalina di Kandangan, Senin.
Peluncuran aplikasi terintegrasi BPJS Kesehatan bersama RSUD Kandangan itu dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Ideham dan beberapa pejabat rumah sakit dan BPJS.
Antokalina menjelaskan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan komitmen pemerintah pusat untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat.
Menurut dia, hingga kini memang masih terdapat beberapa persoalan di lapangan yang perlu diatasi bersama, agar program ini dapat terlaksana dengan baik.
"Jumlah kepesertaan JKN secara nasional per 28 Oktober 2016 sebanyak 177 juta," katanya.
Peningkatan jumlah peserta program kesehatan ini, kata dia, akan diiringi dengan peningkatan fasilitas kesehatan untuk mengatasi keterbatasan kemampuan masyarakat dalam biaya pengobatan,. Selain itu, pemerintah juga akan memperluas akses pelayanan kesehatan masyarakat.
Khusus di RSUD Kandangan, tambah dia, hingga kini klaim BPJS menjadi Rp3,4 miliar, dan diharapkan dengan semakin besarnya klaim kesehatan masyarakat, menjadi salah satu bukti bahwa pelayanan kesehatan di daerah tersebut semakin baik dan merata.
Sekda HSS HM Ideham mengatakan, dengan peluncuran sistem terintegrasi ini nantinya dapat meningkatkan layanan kesehatan secara optimal melalui sistem komputerisasi.
Hanya, tambah dia, yang perlu mendapatkan perhatian serius dalam pelayanan tersebut adalah sinergi terutama dalam kesiapan sistem dan sumber daya manusia yang melaksanakannya.
"Perubahan sistem harus diiiringi dengan perubahan baik dari cara kerja maupun pola pikir, dari manual ke komputer," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016