Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) terus berupaya mendorong pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan secara maksimal untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) "Banua" atau provinsi/daerah setempat.
Wakil Ketua Komisi II Muhammad Yani Helmi yang akrab dengan sapaan Paman Yani menyatakan itu di Banjarmasin, Selasa sesudah Komisinya melakukan studi komparasi atau melakukan kaji tiru ke Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Studi komparasi Komisi II DPRD Kalsel itu saat kunjungan kerja (Kunker) ke luar daerah, 17 - 19 Maret 2024 dan mengunjungi Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim di Surabaya, Senin.
Baca juga: BI Kalsel-pemda diskusikan potensi proyek investasi di kabupaten/kota
Paman Yani mengemukakan alasan memilih Jatim sebagai sasaran studi komparasi, karena provinsi tersebut banyak menyimpan potensi di bidang kelautan dan perikanan yang hampir semuanya pemerintah daerah setempat maksimalkan pemanfaatannya dengan baik.
“Jatim ini memiliki prestasi luar biasa, baik sekali pemaksimalan potensi yang harus dicontoh. Untuk itulah kita belajar ke provinsi ini " ujar Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel tersebut.
Sebagai salah satu contoh Jatim masuk tiga besar dari 10 provinsi dengan produksi perikanan/budidaya tertinggi yaitu 1.359 juta ton pada Tahun 2023 atau di bawah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawrdi Selatan (Sulsel,) posisi pertama,” lanjut Paman Yani.
Selain itu, pemerintah daerahnya juga melakukan berbagai program pendukung berkenaan pengembangan kelautan dan perikanan antara lain kolam lele keluarga dan peti koin bermantra.
Baca juga: DPRD Kalsel uji komparasi ke DIY guna tingkatkan potensi alam
Program pendukung lain, pelatihan bagi pelaku usaha skala kecil, padat karya, gelar produk, jemput bola perijinan, rumah tinggal layak huni, dan revitalisasi alat tangkap, tambah Paman Yani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Wakil Ketua Komisi II Muhammad Yani Helmi yang akrab dengan sapaan Paman Yani menyatakan itu di Banjarmasin, Selasa sesudah Komisinya melakukan studi komparasi atau melakukan kaji tiru ke Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Studi komparasi Komisi II DPRD Kalsel itu saat kunjungan kerja (Kunker) ke luar daerah, 17 - 19 Maret 2024 dan mengunjungi Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim di Surabaya, Senin.
Baca juga: BI Kalsel-pemda diskusikan potensi proyek investasi di kabupaten/kota
Paman Yani mengemukakan alasan memilih Jatim sebagai sasaran studi komparasi, karena provinsi tersebut banyak menyimpan potensi di bidang kelautan dan perikanan yang hampir semuanya pemerintah daerah setempat maksimalkan pemanfaatannya dengan baik.
“Jatim ini memiliki prestasi luar biasa, baik sekali pemaksimalan potensi yang harus dicontoh. Untuk itulah kita belajar ke provinsi ini " ujar Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel tersebut.
Sebagai salah satu contoh Jatim masuk tiga besar dari 10 provinsi dengan produksi perikanan/budidaya tertinggi yaitu 1.359 juta ton pada Tahun 2023 atau di bawah Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawrdi Selatan (Sulsel,) posisi pertama,” lanjut Paman Yani.
Selain itu, pemerintah daerahnya juga melakukan berbagai program pendukung berkenaan pengembangan kelautan dan perikanan antara lain kolam lele keluarga dan peti koin bermantra.
Baca juga: DPRD Kalsel uji komparasi ke DIY guna tingkatkan potensi alam
Program pendukung lain, pelatihan bagi pelaku usaha skala kecil, padat karya, gelar produk, jemput bola perijinan, rumah tinggal layak huni, dan revitalisasi alat tangkap, tambah Paman Yani.
Melihat memaksimalkan potensi tersebut, Paman Yani berharap Dinas Perikanan dan Kelautan di Kalsel mampu melakukan hal serupa.
"Pasalnya Kalsel merupakan daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) baru nanti, sehingga sektor kelautan dan perikanan tersebut harus mampu meningkatkan PAD," demikian Paman Yani.
Menerima rombongan Komisi II tersebut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim Muhammad Isa Anshori selain menyatakan terima kasih atas kunjungan wakil rakyat dari "Rumah Banjar " Kalsel, juga berharap memberikan pengalaman dan pelajaran bagi kedua provinsi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024