Yayasan Hasnur Center menggandeng Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI untuk membahas isu “mental health” yang merupakan salah satu penyebab penurunan angka indeks pembangunan pemuda (IPP) di seluruh daerah Indonesia.
Analis Kebijakan Ahli Muda Deputi Karakter Pemuda Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI Kartini Sulistiyowati di Banjarmasin, Sabtu, mengatakan mental health merupakan salah satu permasalahan besar yang harus diperhatikan karena memiliki peran penting terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) pemuda.
Baca juga: Pemuda Bakti Banua ajak masyarakat peduli kebersihan sungai
“Isu kesehatan mental ini menjadi program strategis yang diamanatkan Bapak Menpora, sehingga kami menginisiasi sebuah program Olah Rasa yang fokus terhadap bagaimana memberikan solusi kesehatan mental anak muda,” ujarnya.
Hasnur Center menginisiasi kegiatan Talkshow Olah Rasa mengangkat tema "Jalin Kolaborasi Pentahelix Menuju Generasi Indonesia Yang Sehat Mental", dilaksanakan di Universitas Muhhamdiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (8/3).
“Program ini melibatkan mahasiswa dan komunitas pemuda selaku generasi muda, dan juga menghadirkan pakar psikologi dari kalangan akademisi sebagai narasumber,” katanya.
Pada pelaksanaan, Kartini menuturkan pakar psikologi akan mengupas kondisi kesehatan mental pemuda yang berkaitan dengan perubahan perilaku dan pola komunikasi apakah terjadi perubahan, lalu diberikan konseling perlahan untuk mengubah pola pikir (mindset) pemuda yang terpapar ke arah negatif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, sebanyak 24 persen dari total populasi pemuda terpapar kecanduan merokok, pornografi, narkoba, hingga gangguan kejiwaan.
Baca juga: Yayasan Hasnur Centre pamerkan program unggulan ke Pemkab Tapin
Dari data tersebut, kata dia, memberikan gambaran bahwa peluang pemuda tidak sehat semakin hari semakin meningkat. Sehingga berdampak terhadap menurunnya IPP suatu daerah karena pemuda kurang produktif akibat terganggu kesehatan mentalnya.
Oleh karena itu, Kemenpora RI memasifkan program Olah Rasa sebagai salah satu solusi memperbaiki kesehatan mental pemuda agar terbentuk generasi yang sehat jasmani dan rohani untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Kartini mengatakan angka kesakitan pemuda sangat berpengaruh terhadap naik turunnya IPP suatu daerah, sehingga program Olah Rasa yang berkonsentrasi membangun media konsultasi kesehatan secara gratis itu dapat menjadi solusi bagi pemuda yang mengalami gangguan kesehatan mental.
“Dalam implementasinya, program Olah Rasa telah melalui riset melibatkan pemuda se-tanah air. Perlahan kami membangun kerja sama di daerah-daerah baik perusahaan maupun komunitas pemuda,” tutur Kartini.
Ia berharap program Olah Rasa dapat lebih masif dilaksanakan di daerah yang yang belum pernah didatangi, namun tentunya perlu peran seluruh elemen mulai dari negara, swasta, hingga masyarakat luas agar memberikan dampak signifikan terhadap perubahan pemuda yang lebih baik.
Baca juga: PT BRE beri beasiswa kaum terpelajar Tapin
Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Prof. Khudzafah Dimyati mengatakan perguruan tinggi memiliki peran sangat strategis untuk melibatkan pemuda dalam pembangunan SDM yang berdaya saing.
“Semua elemen harus bahu membahu meningkatkan potensi dalam diri pemuda. Problem yang dialami pemuda harus diatasi secara bersama agar dapat terwujud pembangunan daerah yang berkelanjutan,” ucapnya.
Sementara itu, Pakar Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Ceria Hermina yang memberikan materi tentang keilmuan kesehatan mental, mengatakan kolaborasi antara Kemenpora, Hasnur Center, dan universitas dalam mengangkat isu kesehatan mental di Kalimantan Selatan sangatlah penting.
Apalagi Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki angka IPP terendah keempat se-Indonesia pada 2023 di angka 50,17 atau memiliki selisih IPP nasional -5,16 dengan persentase -10,29.
Baca juga: Bupati Tapin ingin turnamen U-14 PT BRE jaring pesebakbola handal Kalsel
“Program kesehatan mental harus lebih masif agar dapat dirasakan masyarakat lebih luas lagi,” ujar Ceria.
Perwakilan Yayasan Hasnur Center Wawan Prasetyo mengungkapkan Talkshow Olah Rasa yang digelar di UMB tersebut merupakan salah satu program utama Yayasan Hasnur Center, yakni mewujudkan pembangunan SDM yang berkualitas berkelanjutan.
Dia menyebutkan Yayasan Hasnur Center berkomitmen mencetak generasi muda yang handal dan unggul melalui berbagai program, salah satunya melalui Talkshow Olah Rasa untuk memberikan konseling kesehatan mental kepada generasi muda.
“Kerja sama antara Kemenpora dan Yayasan Hasnur Center untuk mempersiapkan SDM pemuda yang berkualitas menyongsong Indonesia Emas 2045. Dan yang lebih lagi adalah untuk menyokong Kalimantan Selatan sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara,” tutur Wawan.
Baca juga: Hasnur Group gelar maulid dan haul Nurhayati Sulaiman HB
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Analis Kebijakan Ahli Muda Deputi Karakter Pemuda Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora RI Kartini Sulistiyowati di Banjarmasin, Sabtu, mengatakan mental health merupakan salah satu permasalahan besar yang harus diperhatikan karena memiliki peran penting terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) pemuda.
Baca juga: Pemuda Bakti Banua ajak masyarakat peduli kebersihan sungai
“Isu kesehatan mental ini menjadi program strategis yang diamanatkan Bapak Menpora, sehingga kami menginisiasi sebuah program Olah Rasa yang fokus terhadap bagaimana memberikan solusi kesehatan mental anak muda,” ujarnya.
Hasnur Center menginisiasi kegiatan Talkshow Olah Rasa mengangkat tema "Jalin Kolaborasi Pentahelix Menuju Generasi Indonesia Yang Sehat Mental", dilaksanakan di Universitas Muhhamdiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (8/3).
“Program ini melibatkan mahasiswa dan komunitas pemuda selaku generasi muda, dan juga menghadirkan pakar psikologi dari kalangan akademisi sebagai narasumber,” katanya.
Pada pelaksanaan, Kartini menuturkan pakar psikologi akan mengupas kondisi kesehatan mental pemuda yang berkaitan dengan perubahan perilaku dan pola komunikasi apakah terjadi perubahan, lalu diberikan konseling perlahan untuk mengubah pola pikir (mindset) pemuda yang terpapar ke arah negatif.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, sebanyak 24 persen dari total populasi pemuda terpapar kecanduan merokok, pornografi, narkoba, hingga gangguan kejiwaan.
Baca juga: Yayasan Hasnur Centre pamerkan program unggulan ke Pemkab Tapin
Dari data tersebut, kata dia, memberikan gambaran bahwa peluang pemuda tidak sehat semakin hari semakin meningkat. Sehingga berdampak terhadap menurunnya IPP suatu daerah karena pemuda kurang produktif akibat terganggu kesehatan mentalnya.
Oleh karena itu, Kemenpora RI memasifkan program Olah Rasa sebagai salah satu solusi memperbaiki kesehatan mental pemuda agar terbentuk generasi yang sehat jasmani dan rohani untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Kartini mengatakan angka kesakitan pemuda sangat berpengaruh terhadap naik turunnya IPP suatu daerah, sehingga program Olah Rasa yang berkonsentrasi membangun media konsultasi kesehatan secara gratis itu dapat menjadi solusi bagi pemuda yang mengalami gangguan kesehatan mental.
“Dalam implementasinya, program Olah Rasa telah melalui riset melibatkan pemuda se-tanah air. Perlahan kami membangun kerja sama di daerah-daerah baik perusahaan maupun komunitas pemuda,” tutur Kartini.
Ia berharap program Olah Rasa dapat lebih masif dilaksanakan di daerah yang yang belum pernah didatangi, namun tentunya perlu peran seluruh elemen mulai dari negara, swasta, hingga masyarakat luas agar memberikan dampak signifikan terhadap perubahan pemuda yang lebih baik.
Baca juga: PT BRE beri beasiswa kaum terpelajar Tapin
Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Prof. Khudzafah Dimyati mengatakan perguruan tinggi memiliki peran sangat strategis untuk melibatkan pemuda dalam pembangunan SDM yang berdaya saing.
“Semua elemen harus bahu membahu meningkatkan potensi dalam diri pemuda. Problem yang dialami pemuda harus diatasi secara bersama agar dapat terwujud pembangunan daerah yang berkelanjutan,” ucapnya.
Sementara itu, Pakar Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Ceria Hermina yang memberikan materi tentang keilmuan kesehatan mental, mengatakan kolaborasi antara Kemenpora, Hasnur Center, dan universitas dalam mengangkat isu kesehatan mental di Kalimantan Selatan sangatlah penting.
Apalagi Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki angka IPP terendah keempat se-Indonesia pada 2023 di angka 50,17 atau memiliki selisih IPP nasional -5,16 dengan persentase -10,29.
Baca juga: Bupati Tapin ingin turnamen U-14 PT BRE jaring pesebakbola handal Kalsel
“Program kesehatan mental harus lebih masif agar dapat dirasakan masyarakat lebih luas lagi,” ujar Ceria.
Perwakilan Yayasan Hasnur Center Wawan Prasetyo mengungkapkan Talkshow Olah Rasa yang digelar di UMB tersebut merupakan salah satu program utama Yayasan Hasnur Center, yakni mewujudkan pembangunan SDM yang berkualitas berkelanjutan.
Dia menyebutkan Yayasan Hasnur Center berkomitmen mencetak generasi muda yang handal dan unggul melalui berbagai program, salah satunya melalui Talkshow Olah Rasa untuk memberikan konseling kesehatan mental kepada generasi muda.
“Kerja sama antara Kemenpora dan Yayasan Hasnur Center untuk mempersiapkan SDM pemuda yang berkualitas menyongsong Indonesia Emas 2045. Dan yang lebih lagi adalah untuk menyokong Kalimantan Selatan sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara,” tutur Wawan.
Baca juga: Hasnur Group gelar maulid dan haul Nurhayati Sulaiman HB
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024