Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sultan Khairul Saleh mengatakan, Milad ke- 512 tahun 2016 Kesultanan Banjar sebagaimana Milad sebelumnya,  memiliki makna sebagai pengingat tentang amanah teguhnya adat beradap sebagai tekad juriat dalam menegakan nilai-nilai adat yang bersendikan syariat.


"Usaha ini bagi seluruh juriat amanah yang berat, namun bukan berarti sebuah kerja yang tiada manfaat selama seluruh juriat dan Bangsa Banjar istiqomah dan berkomitmen kuat," ujar Sultan Khairul Saleh, di acara Milad ke-512 Kesultanan Banjar, di Banjarmasin, Sabtu (22/10).

Menurut dia, Milad kali ini mengangkat thema Sejarah Dimarwahkan, Adat Dipekertikan, Agama Dimuliakan.

"Kesultanan mengingatkan kepada masyarakat, bahwa Sejarah Dimarwahkan memiliki makna mendalam untuk menegaskan kehadirian Bangsa Banjar pada hari memiliki rangkaian yang kuat dan erat dengana masa lalu. Ini adalah sebuah keniscahyakan sebuah bangsa yang lahir untuk maju dan berperadapan mewariskan kebaikan," ucapnya.

Kesultanan berpendapat, jelas dia, jika sejarah dijunjung dan disanjung menjadi pelajaran untuk menapaki kehidupan yang lebih baik, jika sejarah diukir dan diteladi akan menoreh takdir kegemilangan pada generasinya, bangsa yang besar adalah bangsa yang tetap menjunjung keteladanan pada pengalaman masa lalunya.

"Inilah yang menjadikan sejarah sebagai sebuah harga diri dan warwah yang keniscahyaannya akan dikenang jaman," terangnya.   
       

Dijelaskannya,  Adat Dipekertikan adalah, buah karya laku tindak dan budi manusia dalam menghormati nikmat hidup yang telah diberikan Allah SWT, adat dan adap seyogyanya menjadi alat dalam menakar tata lalu dan sekantunan.

"Kesultanan Banjar telah mewariskan bagimana tata laku dan kepatutan yang telah diwariskan, tata laku dan pekerti Bangsa Banjar semuanya tidak lepas dari nilai-nilai agama Islam," jelasnya.

Bahkan, ungkap dia,  diamahkan bagaimana tata adap memimpin, bekerja,  menutut ilmu, berniaga, bermasyarakat dan bergaul dengan ragam suku bangsa lainnya.

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016