Amuntai, (Antaranews.Kalsel) -Pengembangan perkoperasian di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan masih menghadapi kendala klasik terkait akses permodalan keperbankan. Sementara koperasi sudah dituntut mampu bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Abdul Wahid di Amuntai, Rabu mengatakan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) masih banyak yang belum bisa memanfaatkan skema pembiayaan yang disyaratkan oleh pihak perbankan.
"Koperasi dan UKM masih kurang mampu memenuhi persyaratan legalitas status, selain itu skim kredit yang disediakan tidak sesuai dengan skala usaha disamping kurang informasi tentang Koperasi dan UKM yang perlu dibiayai," ujar Wahid.
Wahid mengatakan, Selain perlu membenahi akses finansial ini, Koperasi dan UKM juga perlu segera meningkatkan kualitas dan standar produk dalam memasuki MEA.
Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, kata Wahid, mutlak dilakukan, termasuk meningkatkan jiwa kemitraan, memperkuat akses terhadap teknologi dan informasi serta promosi.
"Sebaik apa pun produk yang kita hasilkan apabila masyarakat dan pasar tidak mengetahuinya, maka produk tidak bisa dipasarkan," tandasnya.
Seiring Hari Koperasi ke-69, Wahid mengharapkan Koperasi dan UKM didaerahnya bisa bersaing di era MEA sehingga kesejahteraan masyarakat HSU yang banyak bergelut di bidang usaha kecil dan menengah bisa meningkat.
Sesuai tema Peringatan Hari Koperasi tahun ini yakni Reformasi Koperasi mewujudkan ekonomi yang mandiri dengan sub tema "Koperasi wujud badan usaha milik rakyat" diharapkan koperasi mampu benar-benar merubah dirinya menjadi badan usaha milik rakyat yang mandiri.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016