Balangan, (Antaranews Kalsel) - Nenek Sitat alias Nenek Iyut (80) warga Desa Kupang, Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, Kalsel, yang dinyatakan hilang sejak Selasa (20/9) adalah warga paling tua di desanya.

Berdasarkan keterangan warga dan family, umur beliau kemungkinan lebih dari 90 tahun bahkan mungkin lebih dari 100 tahun. 

Kepala Desa Kupang, Fakhrizal mengungkapkan, umur 80 tahun tersebut dibuat untuk keperluan pembuatan KTP dan pendataan.

"Karena tidak ada yang tahu pasti tahun berapa beliau lahir, serta beliau saat itu tidak bisa dimintai keterangan karena sudah tua dan hanya sering berbaring di tempat tidur, jadi kita bikin kelahiran 1936," jelas kepala desa.

Menurut Fahrizal, Nenek Iyut merupakan orang tertua di kampung dan tinggal  bersama anaknya Faridah (50) dan Tahmid (40) serta Cucunya Abdul Tahmid (35) yang dibesarkan sejak kecil karena orang tuanya telah meninggal.

Keseharian Iyut, dikutip dari Anaknya Faridah alias Ifar (50) dan Imis (40) sering berbaring di tempat tidur, bahkan untuk buang air pun tidak bisa ke kamar mandi, kecuali dibopong.

"Beliau sering beristirahat di kamar, dan jarang berbicara karena sudah terlalu tua, kemungkinan pendengaran dan penglihatan beliau juga sudah berkurang," kutip Fakhrizal.

Jadi, tambah Fahriza, jika dikaitkan ada masalah dengan orang lain bahkan anggota di rumah, itu mustahil.

Sementara itu keseharian Abdul Tahmid alias Frendy (35) yang merupakan cucu dari Nenek Iyut, adalah seorang pedagang pakaian di pasar mingguan di Balangan.

Tahmid sendiri dikenal cukup akrab dengan warga, dan di rumah yang ditinggalinya bersama Nenek Iyut, Faridah dan Imis, ia jarang bermasalah.

"Ia pernah punya usaha di wilayah Kalimantan Timur, namun akhirnya ia gagal atau bangkrut, sejak itu dia mengalami sedikit stress, namun sudah lima tahunan ia normal dan waras," katanya.

Sebelum Nenek Iyut hilang, tidak terlihat ada kejanggalan ataupun permasalahan. "Tahmid sendiri orangnya mandiri, ia tidak mengeluh atau meminta sesuatu, tidak ada permasalahan sebelumnya," terangnya.

Sesuai keterangan Fakhrizal, menurut rekan sesama pedagang, keanehan Tahmid muncul saat berjualan di pasar mingguan di Desa Halong, yaitu pada Sabtu (18/9) atau tiga hari sebelum hilangnya Nenek Iyut.

"Ketika orang mau membeli pakaian, ia katakan pada pembeli ia tidak mau menjual pakaian itu, dan sudah mau tutup, padahal pasar belum bubar," katanya.

Selanjutnya warga sering melihat Tahmid duduk menyendiri, kadang mondar-mandir dengan kendaraan, ketika disapa ia tidak menyahut, hanya melambaikan tangan tanpa melihat siapa yang menyapanya.

Banyak warga berasumsi ia sedang stress, atau mungkin sedang kambuh, ujar salah satu warga.

Saat ini Tahmid menjadi tersangka kasus senjata tajam dan diamankan di Mapolres Balangan, sementara untuk dugaan penganiayaan atau pembunuhan terhadap Nenek Iyut, ia masih sebagai saksi, karena tidak ada bukti ia melakukan penganiayaan ataupun pembunuhan, serta tidak ada korban yang ditemukan.

Terpisah, Kapolres Balangan, AKBP Moh Zamroni, Minggu dihubungi melalui telpon selularnya menegaskan terkait hilangnya nenek Iyut dan dugaan penganiayaan serta pembunuhan tetap dilakukan penyelidikan.

"Sementara sajam untuk penahanan tersangka. Dugaan pidana lain seperti pembunuhan masih dalam proses lidik. Keduanya jalan," tegasnya.



Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Roly Supriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016