Puskesmas Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan memberantas penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui kegiatan pengasapan (Fogging) hingga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus.

“Salah satu penyakit yang harus kita waspadai disaat datangnya musim hujan seperti saat ini adalah DBD, karena DBD penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina,” kata Petugas Puskesmas Paringin Santy Ermasari kepada ANTARA, Kamis.

Baca juga: Dispersip Balangan musnahkan ribuan berkas arsip lama

Santy menuturkan, oleh karena itu berbagai kegiatan dan langkah menanggulangi serta meminimalisir penyakit tersebut dilakukan oleh Puskesmas Paringin salah satunya melalui fogging atau pengasapan.

Santy menyebutkan pengasapan sudah dilakukan dibeberapa titik lokasi, pihaknya melakukan fogging bersama pemegang program DBD, petugas surveilans dan Promkes serta tim dari Dinkes di antaranya di Kelurahan Paringin Timur dan Kota, serta di Desa Sungai Ketapi.

Menurut Santy pengasapan merupakan langkah terakhir dimana kegiatan pencegahan yang utama adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia (3M Plus).

Baca juga: Balangan ekspos akhir kajian peta potensi investasi dan IPRO

Selain 3M tersebut, yang dimaksud pada poin Plus antara lain menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah.

Santy menambahkan, juga melaksanakan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama, meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras, dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar.

“Langkah sebelum fogging yang juga sudah dilaksanakan yaitu penyelidikan epidemiologi (PE) dilakukan untuk mengetahui perjalanan kasus DBD, pemberantasan sarang nyamuk bersama kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik), sosialisasi linsek bersama lurah, Kecamatan Paringin, Adaro Indonesia dan Puskesmas serta Dinkes,” jelas Santy.

Terakhir yaitu pemberian bubuk abate, melaksanakan imbauan ke masyarakat melalui penyuluhan keliling, penyuluhan ke sekolah dan saat posyandu tentang gerakan satu rumah satu Jumantik dan 3M Plus.

"Adapun puncak kasus biasanya terjadi pada Februari, dan Maret-April mulai terjadi penurunan, untuk wilayah Puskesmas Paringin penderita DBD hingga akhir November 2023 berjumlah 26 orang," imbuhnya.

Baca juga: BNNK Balangan pulihkan 28 pecandu narkotika pada 2023

Pewarta: Ragil Darmawan

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023