Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, melemah 0,22 persen atau 35 poin menjadi Rp15.610 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.575 per dolar AS.
Kurs rupiah melemah karena dipengaruhi data klaim pengangguran AS yang lebih rendah dari perkiraan, yakni menurun 24 ribu menjadi 209 ribu dengan ekspektasi sebelumnya 225 ribu.
Secara keseluruhan, 1,84 juta orang Amerika menerima tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir Sabtu (11/11), turun 22 ribu dari pekan sebelumnya.
Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menganggap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan terbatas karena investor menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada siang hari ini.
“Pelemahan tidak akan besar di awal sesi, investor masih akan wait and see menantikan hasil rapat dewan gubernur BI,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Kamis.
Untuk menjaga rupiah agar tidak terperosok akibat penguatan dolar, dia menilai BI masih harus mempertahankan suku bunga. Terlebih, pada risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dua hari lalu, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell masih memberikan pernyataan cukup hawkish, yaitu inflasi masih jauh di atas target dan suku bunga tinggi masih diperlukan saat ini.
“Hal yang dinantikan investor adalah seberapa optimis atau hawkish pernyataan BI nanti,” ucap Lukman.
Baca juga: Rupiah melemah jadi Rp15.541 per dolar AS
Baca juga: Dolar AS turun, Fed diyakini selesai naikkan suku bunga
Baca juga: Harga emas Antam turun jadi Rp1,095 juta per gram
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Kurs rupiah melemah karena dipengaruhi data klaim pengangguran AS yang lebih rendah dari perkiraan, yakni menurun 24 ribu menjadi 209 ribu dengan ekspektasi sebelumnya 225 ribu.
Secara keseluruhan, 1,84 juta orang Amerika menerima tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir Sabtu (11/11), turun 22 ribu dari pekan sebelumnya.
Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menganggap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan terbatas karena investor menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada siang hari ini.
“Pelemahan tidak akan besar di awal sesi, investor masih akan wait and see menantikan hasil rapat dewan gubernur BI,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Kamis.
Untuk menjaga rupiah agar tidak terperosok akibat penguatan dolar, dia menilai BI masih harus mempertahankan suku bunga. Terlebih, pada risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dua hari lalu, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell masih memberikan pernyataan cukup hawkish, yaitu inflasi masih jauh di atas target dan suku bunga tinggi masih diperlukan saat ini.
“Hal yang dinantikan investor adalah seberapa optimis atau hawkish pernyataan BI nanti,” ucap Lukman.
Baca juga: Rupiah melemah jadi Rp15.541 per dolar AS
Baca juga: Dolar AS turun, Fed diyakini selesai naikkan suku bunga
Baca juga: Harga emas Antam turun jadi Rp1,095 juta per gram
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023