Manajemen PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) menyatakan program "Go Live Electric Vehicle for Billing Management" untuk mendukung pengurangan emisi gas karbon (EGK) akibat asap kendaraan konvensional.
Untuk menempuh jarak 50 kilometer, dikatakan Joharifin, motor listrik memerlukan 1,2 kilo Watt hour (kWh), sedangkan motor konvensional mengkonsumsi satu liter bahan bakar minyak (BBM). Jika tarif listrik non subsidi sebesar Rp1.699 per kWh, maka biaya yang keluar hanya Rp2.038.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
General Manager PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin dan Vice President Perencanaan dan Pengembangan Usaha PLN Tarakan Roni Karua meresmikan program itu setelah upacara Hari Listrik Nasional ke-78 di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat.
Baca juga: PLN UID Kalselteng siap dukung investasi sektor industri
Baca juga: PLN UID Kalselteng siap dukung investasi sektor industri
"Sinergitas program Electric Vehicle for Billing Management ini menjadi langkah penting menuju masa depan lebih hijau dan ramah lingkungan sesuai konsep Green Environment_ pemerintah," ujar Joharifin.
Joharifin juga mengatakan langkah itu sebagai salah satu upaya menggelorakan "electrifying lifestyle" kepada masyarakat agar bersama-sama mendukung program pengurangan emisi gas karbon (EGK) akibat asap kendaraan konvensional.
Joharifin juga mengatakan langkah itu sebagai salah satu upaya menggelorakan "electrifying lifestyle" kepada masyarakat agar bersama-sama mendukung program pengurangan emisi gas karbon (EGK) akibat asap kendaraan konvensional.
Saat ini, Joharifin mengungkapkan PLN menyediakan 21 unit dari 265 unit motor listrik untuk petugas "billing management" saat bertugas di PLN UP3 Banjarmasin dan UP3 Palangkaraya Kalimantan Tengah dan rencana akan menambah armada untuk UP3 lain.
Joharifin menuturkan PLN sangat fokus menurunkan EGK melalui berbagai program terobosan, seperti transisi energi dengan menggunakan energi baru terbarukan (EBT) serta menyediakan fasilitas pengisian ulang kendaraan listrik baik SPKLU maupun Baterai SWAP yang akan mempermudah masyarakat saat mengisi ulang.
"Tahun ini PLN mengusung tema Accelerating Renewable Energy, We're the New Energy. Oleh karena itu, PLN telah meluncurkan berbagai program menuju Net Zero Emission tahun 2060 bisa tercapai. Selain tidak mengeluarkan polusi udara dan suara, KLBB memililiki keuntungan berlipat dari sisi ekonomi," sebutnya.
Baca juga: Cekal stunting, Srikandi-YBM PLN UID Kalselteng sebar 100 paket gizi
Baca juga: Cekal stunting, Srikandi-YBM PLN UID Kalselteng sebar 100 paket gizi
Untuk menempuh jarak 50 kilometer, dikatakan Joharifin, motor listrik memerlukan 1,2 kilo Watt hour (kWh), sedangkan motor konvensional mengkonsumsi satu liter bahan bakar minyak (BBM). Jika tarif listrik non subsidi sebesar Rp1.699 per kWh, maka biaya yang keluar hanya Rp2.038.
"Kendaraan konvensional harus menghabiskan sekitar Rp10 ribu dengan harga BBM subsidi. Jadi, jelas jauh lebih menguntungkan
selain berbagai keunggulan seperti tanpa polusi dan hemat biaya," tuturnya.
Joharifin menambahkan selain menurunkan emisi gas karbon, maka kendaraan listrik menjadi pilihan yang tepat di saat kondisi alam yang sudah mengalami pemanasan global seperti sekarang.
Sementara, Vice President Perencanaan dan Pengembangan Usaha PLN Tarakan Roni Karua menyebutkan emisi gas karbon merupakan masalah bersama dan perlu kolaborasi untuk menyelesaikan persoalan itu karena Proyek Electric Vehicle for Billing Management dari PLN UID Kalselteng sebagai salah satu cara menurunkan EGK.
Baca juga: Program "Angkasa Bersinar" PLN wakili Kalselteng di ajang ICA Award nasional
Baca juga: Program "Angkasa Bersinar" PLN wakili Kalselteng di ajang ICA Award nasional
"Kami sepaham dan sepakat dengan semangat PLN UID Kalselteng terkait transformasi energi menuju Net Zero Emission 2060 bisa dilakukan dengan mengganti kendaraan konvensional ke kendaraan berbasis baterai. Kami sangat mengapresiasi dan terima kasih atas kepercayaan terhadap PLN Tarakan yang telah melaksanakan proyek," tutur Roni.
Roni juga menegaskan PLN Tarakan siap menjadi mitra penyedia kendaraan listrik baik motor atau mobil operasional serta melakukan pembangunan SPKLU, semuanya untuk mendukung penurunan emisi gas rumah kaca akibat asap knalpot motor atau mobil konvensional.
"Mari kita bersama-sama menjaga alam dengan beralih menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai yang jauh lebih bersih dan hijau agar semakin mendukung penurunan emisi gas rumah kaca," katanya.
Baca juga: PLN Kalselteng berikan pengalaman terbaik pelanggan dengan tuntas "upgrade" KRN meter prabayar
Baca juga: PLN Kalselteng berikan pengalaman terbaik pelanggan dengan tuntas "upgrade" KRN meter prabayar
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023