Sungai Martapura, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kembali tercemar kadar garam yang tinggi sehingga sulit digunakan untuk diolah menjadi air minum.



Direkrur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasin Ir HM Muslih kepada ANTARA di Balaikota Banjarmasin, Selasa membenarkan masuknya kadar garam ke Sungai Martapura, khususnya di kawasan Intake PDAM Sungai Bilu.

Kadar garam di kawasan Intake PDAM Sungai Bilu sudah mencapai 600 miligram perliter, padahal idealnya kandungan garam yang aman untuk dijadikan air bersih PDAM setempat maksimal hanya 250 miligram per liter.

Ia menyebutkan, tingginya kandungan garam di Sungai Martapura tersebut setelah instrusi air laut Jawa yang masuk hingga ke hulu Sungai Martapura, kemudian ke Intake PDAM Sungai Bilu.

Dengan tercemarnya kadar garam di wilayah itu, Intake PDAM Sungai Bilu tidak difungsikan, walau demikian tidak berpengaruh dengan ketersediaan air bersih mengingat bahan baku air PDAM masih banyak alternatif, terutama ke Irigasi Riam Kanan dan ke Sungai Tabuk.

"Intrusi air laut itu terjadi setelah tekanan air sungai dari hulu melemah setelah kemarau berkepanjangan, akibatnya arus dari laut yang masuk ke dalam sungai," tambahnya.

Ia mengakui, pencemaran kadar garam ke Sungai Martapura tersebut merupakan yang kedua kalinya semasa musim kemarau tahun ini.

Sebelumnya terjadi pada bulan Ramadhan lalu, yang kadar garamnya mencapai 1.200 miligram perliter, setelah itu terjadi hujan beberapa kali yang menyebabkan debit air sungai meningkat hingga menghilangkan kadar garam tersebut.

"Rupanya beberapa kali hujan di Kota Banjarmasin beberapa hari lalu, hasil dari proses hujan buatan, bukan lantaran musim penghujan, karena itu setelah hujan beberapa kali kembali kemarau yang mengakibatkan sungai kembali surut," katanya. 

Mengantisipasi pengurangan produksi air baku dari Sungai Bilu, untuk sementara pasokan air baku diambil dari intake Sungai Tabuk.

"Kapasitas air baku dari Sungai Tabuk untuk saat ini masih dapat memenuhi air bersih pelanggan PDAM Bandarmasin," tuturnya.

Guna menjaga kontinyuitas pelayanan air, masyarakat diminta menghemat dan menjaga sarana dan prasana air bersih. "Pergunakan air bersih dengan hemat. Jangan pergunakan untuk mencuci mobil, sepeda motor serta menyiram tanaman," ujarnya. shn/B

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011