Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Wali Kota Banjarmasin Ibnu Suna merasa ragu akan kemampuan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan ini mempertahankan piala Adipura pada tahun 2017.
Masalahnya penilaian Adipura ke depan kian ketat, dan Pemkot bersama masyarakat harus diwajibkan mencari terobosan atau inovasi mengenai pengelolaan lingkungan yang lebih baik, katanya kepada Antara Kalsel, di Banjarmasin, Jumat.
Menurutnya Kota Banjarmasin memang sudah sewajarnya berbangga hati karena selama dua tahun secara berturut-turut meraih penghargaan Adipura, yang terakhir Adipura Kirana bagi kota besar.
Namun ke depan ini menjadi sebuah tantangan berat dalam kaitan mempertahankan piala Adipura tersebut, mengingat penilaiannya akan lebih ketat dan tim penilai Adipura pun akan berulang-ulang datang ke kota ini.
Apalagi berdasarkan evaluasi terakhir tim Adipura ada dua hal yang sangat memberatkan untuk kota ini kembali meraih Adipura, pertama soal penanganan pasar tentu kaitan dengan kebersihannya serta penataan lingkungan tersebut, hal kedua masalah saluran air terbuka.
Saluran air terbuka yang dimaksud wali kota ini adalah penanganan drainase yang dinilai untuk Kota Banjarmasin belum tertangani dengan baik.
Oleh karena itu, ke depan dua masalah ini akan menjadi perhatian serius kota ini jika ingin tetap meraih piala Adipura, tambahnya.
Mengenai terobosan atau inovasi menurutnya masih dalam pemikiran, pada tahun lalu yang dinilai baik terhadap Kota Banjarmasin adanya terobosan masalah bank sampah induk.
Tetapi ia yakin, jika Pemkot Banjarmasin bekerja keras mengatasi berbagai persoalan sekaligus mencari terobosan baru dalam penanganan lingkungan, maka piala yang didambakan itu akan bisa diraih kembali.
Apalagi sekarang ini partisipasi masyarakat begitu kuat melalui komunitas, seperti Masyarakat Peduli Sungai (Melingai), Forum Komunitas Hijau (FKH), dan organisasi lainnya tentu akan menambah penilaian tersendiri dalam upaya meraih piala Adipura itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Masalahnya penilaian Adipura ke depan kian ketat, dan Pemkot bersama masyarakat harus diwajibkan mencari terobosan atau inovasi mengenai pengelolaan lingkungan yang lebih baik, katanya kepada Antara Kalsel, di Banjarmasin, Jumat.
Menurutnya Kota Banjarmasin memang sudah sewajarnya berbangga hati karena selama dua tahun secara berturut-turut meraih penghargaan Adipura, yang terakhir Adipura Kirana bagi kota besar.
Namun ke depan ini menjadi sebuah tantangan berat dalam kaitan mempertahankan piala Adipura tersebut, mengingat penilaiannya akan lebih ketat dan tim penilai Adipura pun akan berulang-ulang datang ke kota ini.
Apalagi berdasarkan evaluasi terakhir tim Adipura ada dua hal yang sangat memberatkan untuk kota ini kembali meraih Adipura, pertama soal penanganan pasar tentu kaitan dengan kebersihannya serta penataan lingkungan tersebut, hal kedua masalah saluran air terbuka.
Saluran air terbuka yang dimaksud wali kota ini adalah penanganan drainase yang dinilai untuk Kota Banjarmasin belum tertangani dengan baik.
Oleh karena itu, ke depan dua masalah ini akan menjadi perhatian serius kota ini jika ingin tetap meraih piala Adipura, tambahnya.
Mengenai terobosan atau inovasi menurutnya masih dalam pemikiran, pada tahun lalu yang dinilai baik terhadap Kota Banjarmasin adanya terobosan masalah bank sampah induk.
Tetapi ia yakin, jika Pemkot Banjarmasin bekerja keras mengatasi berbagai persoalan sekaligus mencari terobosan baru dalam penanganan lingkungan, maka piala yang didambakan itu akan bisa diraih kembali.
Apalagi sekarang ini partisipasi masyarakat begitu kuat melalui komunitas, seperti Masyarakat Peduli Sungai (Melingai), Forum Komunitas Hijau (FKH), dan organisasi lainnya tentu akan menambah penilaian tersendiri dalam upaya meraih piala Adipura itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016