Batam, (Antaranews Kalsel) - Bank Indonesia menggelar Rapat Koordinasi bersama pemerintah pusat dan daerah dengan fokus pengembangan Infrastruktur Maritim dan Pariwisata di Batam, Kepulauan Riau, yang bertujuan untuk mendongkrak kontribusi sektor kemaritiman terhadap perekonomian.

Bank sentral juga akan mengevaluasi kondisi ekonomi dan keuangan daerah di regional Sumatera, yang melingkupi Batam, sebagai pertimbangan dalam penentuan kebijakan moneter di Rapat Dewan Gubernur BI triwulanan, 18-19 Agustus 2016 pekan depan, kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Batam, Jumat.

"Kajian ekonomi dan keuangan daerah menjadi sangat penting, karena hal tersebut akan menggambarkan kondisi inflasi dan pertumbuhan ekonomi di daerah yang juga berpengaruh terhadap perekonomian nasional," ujarnya.

Rapat koordinasi yang akan digelar pada Jumat siang itu dipimpin langsung oleh Gubernur BI Agus Martowardojo. Dalam rapat tersebut, turut dijadwalkan hadir Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur, serta para pemimpin daerah.

Bank sentral memilih fokus pada pengembangan sektor kemaritiman karena potensi dari sektor tersebut belum tergali optimal, kata Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung.

Lambatnya perkembangan sektor maritim pun tecermin dari kontribusinya terhadap perekonomian nasional yang baru sebesar empat persen.

Padahal, Filipina, dengan luas perairan yang lebih kecil dari Indonesia, memiliki ekonomi maritim yang menyumbang 20 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Ini cukup ironis, Indonesia dengan lautan yang luas, share maritimnya hanya empat persen," ujar Juda.

Sebaliknya, inefisiensi sektor maritim telah menyumbang 80 persen pada mayoritas defisit neraca jasa Indonesia.

"Itu karena kita masih banyak melibatkan asing, entah untuk sewa kapal, leasing (pembiayaan), ataupun asuransi perkapalan," ujarnya.

Defisit neraca jasa Indonesia pada 2015 sebesar 8,3 miliar dolar AS. Sektor maritim menyumbang defisit 6,64 miliar dolar AS./f

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016