Kawasan wisata Tahura Sultan Adam Mandiangin, sementara di tutup dari pengunjung hingga waktu tak ditentukan, hal itu menindak lanjuti kejadian kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda kawasan wisata yang berada di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, pada Senin kemarin.
Pada keterangan tertulis Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalimantan Selatan (Prov Kalsel), di Banjarbaru, Rabu, di sampaikan, meskipun api berkobar cukup besar namun kejadian Karhutla tersebut tidak sampai membakar fasilitas wisata yang ada di kawasan tersebut.
Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fatimatuzzahra mengatakan, pihaknya masih belum bisa memastikan berapa hektar luasan kawasan Tahura Sultan Adam yang hangus dilalap api, namun Ia menegaskan evaluasi terus dilakukan oleh jajaran pejabat dari Dishut dan Tahura.
“Akibat kejadian Karhutla tersebut, kami langsung melakukan evaluasi bersama jajaran pejabat Dishut dan Tahura, mengenai langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya,” ungkap wanita yang akrab disapa Aya tersebut.
Aya menambahkan, walau pun kawasan Tahura ditutup, namun patroli di kawasan tersebut tetap ditingkatkan guna kewaspadaan akan bahaya kebakaran. menurut Aya, penutupan itu juga untuk mengantisipasi puncak musim kemarau serta untuk mencegah terjadinya kebakaran lagi akibat kelalaian serta menghindari korban jika terjadi kembali peristiwa seperti ini
“Patroli di daerah rawan atau yang masih hijau akan rutin dan terus kami tingkatkan, serta tim pemantau api di menara-menara yang sudah ada juga tetap aktif memantau lokasi sekitar, sehingga apabila terdeteksi ada nya api, langsung dapat segera dilakukan tindakan pemadaman,” tambah Aya.
Lebih lanjut Aya, menyampaikan, ke depan pihaknya akan membuat sekat bakar dan jalan mengikuti kontur yang ada, selain sebagai upaya pengendalian kebakaran, juga agar mempermudah suplai air untuk kegiatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Aya juga menerangkan, penanganan pemadaman karhutla yang mulai terjadi sekitar pukul 11.00 WITA siang waktu setempat itu, dilakukan oleh tim gabungan dari Brigdal karhutla Dishut dan Tahura, Polhut, TKPH, Karyawan Dishut dan Satgas Tahura Sultan Adam, Manggala Agni, Damkar, BPBD Kalsel dan kab/kota.
Selain itu juga melibatkan seluruh MPA (masyarakat peduli api) di bawah naungan Tahura Sultan Adam (SA) dan dukungan suplai air dari beberapa mobil tanki milik Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), selain mobil tanki milik Dinas Kehutanan, Tahura SA dan Balai Perbenihan Tanaman Hutan.
Menurut Aya, Pemadaman terkendala angin yang sangat kencang dan sumber air yang jauh dari titik api, bahkan harus dibantu dengan mengerahkan berupa dua heli water boombing milik BNPB dan satgas darat. Api berhasil dipadamkan pada pukul 21.00 Wita waktu setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
Pada keterangan tertulis Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalimantan Selatan (Prov Kalsel), di Banjarbaru, Rabu, di sampaikan, meskipun api berkobar cukup besar namun kejadian Karhutla tersebut tidak sampai membakar fasilitas wisata yang ada di kawasan tersebut.
Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Fatimatuzzahra mengatakan, pihaknya masih belum bisa memastikan berapa hektar luasan kawasan Tahura Sultan Adam yang hangus dilalap api, namun Ia menegaskan evaluasi terus dilakukan oleh jajaran pejabat dari Dishut dan Tahura.
“Akibat kejadian Karhutla tersebut, kami langsung melakukan evaluasi bersama jajaran pejabat Dishut dan Tahura, mengenai langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya,” ungkap wanita yang akrab disapa Aya tersebut.
Aya menambahkan, walau pun kawasan Tahura ditutup, namun patroli di kawasan tersebut tetap ditingkatkan guna kewaspadaan akan bahaya kebakaran. menurut Aya, penutupan itu juga untuk mengantisipasi puncak musim kemarau serta untuk mencegah terjadinya kebakaran lagi akibat kelalaian serta menghindari korban jika terjadi kembali peristiwa seperti ini
“Patroli di daerah rawan atau yang masih hijau akan rutin dan terus kami tingkatkan, serta tim pemantau api di menara-menara yang sudah ada juga tetap aktif memantau lokasi sekitar, sehingga apabila terdeteksi ada nya api, langsung dapat segera dilakukan tindakan pemadaman,” tambah Aya.
Lebih lanjut Aya, menyampaikan, ke depan pihaknya akan membuat sekat bakar dan jalan mengikuti kontur yang ada, selain sebagai upaya pengendalian kebakaran, juga agar mempermudah suplai air untuk kegiatan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Aya juga menerangkan, penanganan pemadaman karhutla yang mulai terjadi sekitar pukul 11.00 WITA siang waktu setempat itu, dilakukan oleh tim gabungan dari Brigdal karhutla Dishut dan Tahura, Polhut, TKPH, Karyawan Dishut dan Satgas Tahura Sultan Adam, Manggala Agni, Damkar, BPBD Kalsel dan kab/kota.
Selain itu juga melibatkan seluruh MPA (masyarakat peduli api) di bawah naungan Tahura Sultan Adam (SA) dan dukungan suplai air dari beberapa mobil tanki milik Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), selain mobil tanki milik Dinas Kehutanan, Tahura SA dan Balai Perbenihan Tanaman Hutan.
Menurut Aya, Pemadaman terkendala angin yang sangat kencang dan sumber air yang jauh dari titik api, bahkan harus dibantu dengan mengerahkan berupa dua heli water boombing milik BNPB dan satgas darat. Api berhasil dipadamkan pada pukul 21.00 Wita waktu setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023