Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI menerima sebanyak 200 penerbit asal Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang menyimpan karya cetak dan karya rekam hingga 2023.

“Kalimantan Selatan memiliki potensi besar menghasilkan karya cetak dan karya rekam, sehingga perlu kita sosialisasikan regulasi hukum tentang serah simpan karya,” kata Pustakawan Ahli Muda Direktorat Deposit dan Pengembangan Koleksi Perpusnas RI Wijiyanto di Banjarmasin, Kamis.

Baca juga: Kalsel jadi salah satu tempat uji kompetensi pustakawan nasional

Wijiyanto menyebutkan berdasarkan data sebanyak 200 penerbit yang melakukan serah simpan karya, hal itu membuktikan Kalsel merupakan provinsi maju untuk pelaksanaan serah simpan karya cetak dan karya rekam.

“Undang-Undang serah simpan kita sosialisasikan di Kalsel sebagai upaya memberikan pemahaman skema penyimpanan dan pelestarian hasil budaya,” ucapnya.

Menurutnya, Perpusnas berperan menyimpan seluruh karya para penulis dan penerbit dalam bentuk koleksi.

Dia menuturkan penulis wajib menyerahkan koleksi karya ke perpustakaan provinsi, tetapi hak mereka untuk menyimpan secara pribadi tidak boleh diganggu gugat karena menyangkut kepentingan penulis.

Baca juga: Perpusnas: Upaya peningkatan pengetahuan lewat perpustakaan harus dilakukan seluruh daerah
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel Nurliani Dardie memberikan sambutan sekaligus membuka acara Sosialisasi UU Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (24/8/2023). (ANTARA/Tumpal Andani Aritonang)
Ia mengungkapkan Perpusnas memiliki cukup banyak koleksi karya cetak dan karya rekam yang penerbitnya dari Jakarta tetapi sumber atau penulisnya berasal dari Kalimantan Selatan.

Hal itu membuktikan karya tulis seseorang akan tetap melekat meskipun hasil karyanya tersebut dibeli oleh penerbit dari luar daerah dan tentunya menjadi sumber pendapatan para penulis.

Baca juga: Bupati Tanah Bumbu kunjungi Perpusnas RI

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel Nurliani Dardie menyebutkan provinsi setempat memiliki banyak karya cetak berupa buku sehingga tidak terlalu menjadi fokus programnya.

Menurut Nurliani, saat ini pihaknya fokus pada karya rekam yang terbilang minim karena para seniman dan pengarang belum memahami sepenuhnya skema penyimpanan dan pelestarian hasil karya rekam.

“Kita adakan sosialisasi supaya memahami tentang skema penyimpanan karya rekam agar lebih meningkat lagi,” ujar Nurliani.

Pewarta: Tumpal Andani Aritonang

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023