Marabahan, (Antaranews Kalsel) – Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
(BKPP) Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan Suwandi, mengajak
seluruh lapisan masyarakat Bumi Ijejela mulai sekarang untuk
mengkonsumsi beras organik.
“Mulai tahun 2016 ini, pertanian di Kabupaten Batola menerapkan padi organik. Tak tangung-tanggung, luasan lahan yang ditaburi benih padi tersebut sekira 40 hektare,†ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Batola Suwandi, di Marabahan, Senin.
Menurut dia, pencanangan lahan untuk penanaman padi organik tersebut berada di Kecamatan Belawang, tepatnya di Desa karang Buah.
Dijelaskannya, untuk bibit padi tersebut per rapunnya rata-rata 47 per batang, sedangkan untuk hasil panennya diperkirakan di atas 8 ton perhektare.
Diungkapkannya, untuk beras yang dikonsumss saat ini residunya sangat tinggi, sehingga dikhawatirkan akan bepengaruh pada kesehatan manusia.
Padahal beras tersebut, ucap dia, dikirim ke beberapa daerah seperti Banjarmasin, Kalteng dan pulau Jawa.
Dia berharap, dengan diterapkannya tanam padi organic tersebut masyarakat bisa merubah dari kimiawi menjadi organik atau semi organik.
Lebih lanjut dia mengamukan, berdasarkan penelitian Prof Kartni dari Universitas Udayana Bali, air susu ibu (ASI) dikonsumsi anak balita mengandung residu pestisida sebesar 0,0067 ppl.
Oleh sebab itu, terang dia, dengan mengkonsumsi beras organik akan mengurangi gangguan kesehatan pada anak-anak.
Kegiatan tanam padi organik, ungkap dia, membantu pemeliharaan lingkungan hidup karena selama ini banyak sampah bekas pestisida berhamburan dipersawahan, sehingga meninmbulkan pencemaran lingkungan persawahan.
Manfaat lainnya sangat banyak orang yang mengkonsumsi makanan organik tentunya, sebut dia, antara lain lebih sehat, kekebalan tubuh tinggi membuat kinerja meningkat, dan daerah tanam padi organik juga bisa dijadikan kawasan wisata mengingat mengundang minat pengunjung.
Suwandi menghimbau, para aparatur untuk menjadi agen-agen penyadaran penggunaan makanan organic, dan masyarakat bisa menjadikan momentum tersebut sebagai manfaat perubahan yang signifikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
“Mulai tahun 2016 ini, pertanian di Kabupaten Batola menerapkan padi organik. Tak tangung-tanggung, luasan lahan yang ditaburi benih padi tersebut sekira 40 hektare,†ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Batola Suwandi, di Marabahan, Senin.
Menurut dia, pencanangan lahan untuk penanaman padi organik tersebut berada di Kecamatan Belawang, tepatnya di Desa karang Buah.
Dijelaskannya, untuk bibit padi tersebut per rapunnya rata-rata 47 per batang, sedangkan untuk hasil panennya diperkirakan di atas 8 ton perhektare.
Diungkapkannya, untuk beras yang dikonsumss saat ini residunya sangat tinggi, sehingga dikhawatirkan akan bepengaruh pada kesehatan manusia.
Padahal beras tersebut, ucap dia, dikirim ke beberapa daerah seperti Banjarmasin, Kalteng dan pulau Jawa.
Dia berharap, dengan diterapkannya tanam padi organic tersebut masyarakat bisa merubah dari kimiawi menjadi organik atau semi organik.
Lebih lanjut dia mengamukan, berdasarkan penelitian Prof Kartni dari Universitas Udayana Bali, air susu ibu (ASI) dikonsumsi anak balita mengandung residu pestisida sebesar 0,0067 ppl.
Oleh sebab itu, terang dia, dengan mengkonsumsi beras organik akan mengurangi gangguan kesehatan pada anak-anak.
Kegiatan tanam padi organik, ungkap dia, membantu pemeliharaan lingkungan hidup karena selama ini banyak sampah bekas pestisida berhamburan dipersawahan, sehingga meninmbulkan pencemaran lingkungan persawahan.
Manfaat lainnya sangat banyak orang yang mengkonsumsi makanan organik tentunya, sebut dia, antara lain lebih sehat, kekebalan tubuh tinggi membuat kinerja meningkat, dan daerah tanam padi organik juga bisa dijadikan kawasan wisata mengingat mengundang minat pengunjung.
Suwandi menghimbau, para aparatur untuk menjadi agen-agen penyadaran penggunaan makanan organic, dan masyarakat bisa menjadikan momentum tersebut sebagai manfaat perubahan yang signifikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016