Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Selatan (BKSDA Kalsel) mengembangkan penemuan hewan endemik sebanyak 22 ekor Lutung Dahi Putih atau dalam bahasa lokal disebut Cukakah yang dikategorikan sebagai salah satu jenis hewan rentan punah.
BKSDA Kalsel melakukan langkah awal pelestarian hewan endemik dengan menyelenggarakan seminar nasional konservasi primata endemik borneo dan mengundang narasumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
“Kita melakukan langkah awal untuk mengumpulkan data hasil penelitian guna menentukan upaya pelestarian selanjutnya,” kata Kepala BKSDA Kalsel Mahrus Aryadi di Banjarbaru, Rabu.
Mahrus menyebutkan sebanyak 22 ekor Lutung Dahi Putih itu diidentifikasi melalui kamera pengawas yang telah dipasang oleh petugas guna memantau perilaku dan lokasi habitat hewan endemik Kalimantan tersebut.
“Badan Konservasi Dunia mengelompokkan Lutung Dahi Putih sebagai hewan yang terancam kepunahan,” ucapnya.
Dia menuturkan berdasarkan hasil pengamatan sementara BKSDA Kalsel, penyebaran Lutung Dahi Putih terdapat di wilayah Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Balangan.
Mahrus mengungkapkan sulit menemukan keberadaan hewan endemik itu, ia meyakini masih ada habitat populasi hewan tersebut yang tersebar di Kalsel tetapi cukup sulit ditemukan akibat habitatnya yang sulit diketahui secara pasti.
Pelaksanaan kegiatan tersebut juga mengundang peserta sebanyak 124 orang diantaranya 18 orang pemakalah dari akademis dan sisanya adalah peserta umum.
Kegiatan seminar nasional konservasi primata endemik borneo itu bekerja sama dengan ULM dan Arutmin Indonesia sekaligus untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) di Dafam Hotel Banjarbaru.
Mahrus berharap usai pelaksanaan seminar nasional tersebut, para pakar, akademisi, swasta, maupun masyarakat luas dapat berkontribusi aktif dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan pesan konservasi khususnya terkait Lutung Dahi Putih.
Para narasumber yang mengisi kegiatan tersebut diantaranya Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut, M.Agr.Sc., Guru Besar Institut Pertanian Bogor Prof.Dr.Ir. Hadi Alikodra, MS., Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Dr. Kissinger, S.Hut, M.Si.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
BKSDA Kalsel melakukan langkah awal pelestarian hewan endemik dengan menyelenggarakan seminar nasional konservasi primata endemik borneo dan mengundang narasumber dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
“Kita melakukan langkah awal untuk mengumpulkan data hasil penelitian guna menentukan upaya pelestarian selanjutnya,” kata Kepala BKSDA Kalsel Mahrus Aryadi di Banjarbaru, Rabu.
Mahrus menyebutkan sebanyak 22 ekor Lutung Dahi Putih itu diidentifikasi melalui kamera pengawas yang telah dipasang oleh petugas guna memantau perilaku dan lokasi habitat hewan endemik Kalimantan tersebut.
“Badan Konservasi Dunia mengelompokkan Lutung Dahi Putih sebagai hewan yang terancam kepunahan,” ucapnya.
Dia menuturkan berdasarkan hasil pengamatan sementara BKSDA Kalsel, penyebaran Lutung Dahi Putih terdapat di wilayah Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Balangan.
Mahrus mengungkapkan sulit menemukan keberadaan hewan endemik itu, ia meyakini masih ada habitat populasi hewan tersebut yang tersebar di Kalsel tetapi cukup sulit ditemukan akibat habitatnya yang sulit diketahui secara pasti.
Pelaksanaan kegiatan tersebut juga mengundang peserta sebanyak 124 orang diantaranya 18 orang pemakalah dari akademis dan sisanya adalah peserta umum.
Kegiatan seminar nasional konservasi primata endemik borneo itu bekerja sama dengan ULM dan Arutmin Indonesia sekaligus untuk memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) di Dafam Hotel Banjarbaru.
Mahrus berharap usai pelaksanaan seminar nasional tersebut, para pakar, akademisi, swasta, maupun masyarakat luas dapat berkontribusi aktif dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan pesan konservasi khususnya terkait Lutung Dahi Putih.
Para narasumber yang mengisi kegiatan tersebut diantaranya Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut, M.Agr.Sc., Guru Besar Institut Pertanian Bogor Prof.Dr.Ir. Hadi Alikodra, MS., Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Dr. Kissinger, S.Hut, M.Si.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023