Tim dosen Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dalam Program Dosen Wajib Mengabdi tahun 2023 yang terdiri dari Erma Ariyani, S.Sos., M.Sc dan Trisylvana Azwari, S.Sos., M.AP melakukan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Purwosari II RT. 05 Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala.
"Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan melalui kesadaran pribadi sehingga keluarga dan kerabat sekitar terhindar dari segala penyakit termasuk pengurangan anak stunting," kata Erma selaku ketua tim pengabdian kepada masyarakat saat membuka penyuluhan, Rabu.
Dijelaskan dia stunting masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Namun gangguan tersebut tidak hanya disebabkan secara langsung dari permasalahan gizi saja, tetapi terdapat faktor secara tidak langsung mengapa anak itu dikatakan stunting yaitu sanitasi dan lingkungan yang buruk.
Banyak startegi untuk dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat, salah satunya melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Di depan para peserta yang berhadir pada kegiatan pengabdia seperti Kepala Desa Purwosari II, Ketua RT.05 dan para ibu warga setempat, dijelaskan bahwa di dalam STBM terdapat lima pilar untuk dapat menunjang perilaku hidup bersih dan sehat yaitu pertama, Stop Buang Air Besar di sembarangan tempat (Stop BABS).
"Kondisi ini ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan," paparnya.
Pada pilar pertama ini, kondisi masyarakat di RT.05 Desa Purwosari II pada observasi awal sebelum pelaksanaan pengabdian, tim telah mengecek bahwa hampir seluruh rumah tangga telah dibangun bilik mandi dan kakus atau toilet di masing-masing rumah dengan standar pembangunan MCK menggunakan tangki septik.
Selanjutnya pilar kedua dari STBM Cuci Tangan Pakai Sabun walaupun terlihat sepele tetapi menjadi awal datangnya penyakit jika tidak dilakukan.
Erma menyebut para ibu biasanya pada saat memberikan makan kepada anak, terkadang lupa untuk cuci tangan, walaupun sebelum memberikan makan mencuci tangan namun sering tidak menggunakan sabun.
Indikator ketiga adalah pengelolaan air minum dan makanan di rumah tangga dilakukan oleh pihak keluarga seperti pengelolaan makanan yang aman dan sehat.
Makanan yang dimaksud tidak perlu mahal namun makanan yang sehat seperti sayuran dan menjaga kebersihan air minum dan makanan yang ada.
Pilar keempat pengelolaan sampah rumah tangga dengan benar dimulai membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi pemakaian plastik.
Terakhir pilar kelima pengelolaan limbah rumah tangga dijelaskan Erma ada beberapa cara mandiri misalkan dengan menerapkan prinsip 3R yaitu menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan, mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah dan mengolah kembali sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
"Masyarakat bisa mengurangi sampah sesuai kemampuan misal mengurangi sampah makanan dengan menghabiskan seluruh makanan yang sudah diambil," jelasnya.
Erma berharap warga dapat memahami dan terpicu untuk dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimulai membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi pemakaian plastik secara berlebihan, dan mencoba mengurangi pemakaian jamban yang telah menjadi pemakaian sehari-hari warga dalam mandi cuci dan kakus.
Sebagai penutup dari rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat, tim ULM memberikan tong sampah untuk warga sebagai awal dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk dapat membuang sampah pada tempatnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilakukan melalui kesadaran pribadi sehingga keluarga dan kerabat sekitar terhindar dari segala penyakit termasuk pengurangan anak stunting," kata Erma selaku ketua tim pengabdian kepada masyarakat saat membuka penyuluhan, Rabu.
Dijelaskan dia stunting masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Namun gangguan tersebut tidak hanya disebabkan secara langsung dari permasalahan gizi saja, tetapi terdapat faktor secara tidak langsung mengapa anak itu dikatakan stunting yaitu sanitasi dan lingkungan yang buruk.
Banyak startegi untuk dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat, salah satunya melalui Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Di depan para peserta yang berhadir pada kegiatan pengabdia seperti Kepala Desa Purwosari II, Ketua RT.05 dan para ibu warga setempat, dijelaskan bahwa di dalam STBM terdapat lima pilar untuk dapat menunjang perilaku hidup bersih dan sehat yaitu pertama, Stop Buang Air Besar di sembarangan tempat (Stop BABS).
"Kondisi ini ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan," paparnya.
Pada pilar pertama ini, kondisi masyarakat di RT.05 Desa Purwosari II pada observasi awal sebelum pelaksanaan pengabdian, tim telah mengecek bahwa hampir seluruh rumah tangga telah dibangun bilik mandi dan kakus atau toilet di masing-masing rumah dengan standar pembangunan MCK menggunakan tangki septik.
Selanjutnya pilar kedua dari STBM Cuci Tangan Pakai Sabun walaupun terlihat sepele tetapi menjadi awal datangnya penyakit jika tidak dilakukan.
Erma menyebut para ibu biasanya pada saat memberikan makan kepada anak, terkadang lupa untuk cuci tangan, walaupun sebelum memberikan makan mencuci tangan namun sering tidak menggunakan sabun.
Indikator ketiga adalah pengelolaan air minum dan makanan di rumah tangga dilakukan oleh pihak keluarga seperti pengelolaan makanan yang aman dan sehat.
Makanan yang dimaksud tidak perlu mahal namun makanan yang sehat seperti sayuran dan menjaga kebersihan air minum dan makanan yang ada.
Pilar keempat pengelolaan sampah rumah tangga dengan benar dimulai membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi pemakaian plastik.
Terakhir pilar kelima pengelolaan limbah rumah tangga dijelaskan Erma ada beberapa cara mandiri misalkan dengan menerapkan prinsip 3R yaitu menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan, mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah dan mengolah kembali sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
"Masyarakat bisa mengurangi sampah sesuai kemampuan misal mengurangi sampah makanan dengan menghabiskan seluruh makanan yang sudah diambil," jelasnya.
Erma berharap warga dapat memahami dan terpicu untuk dapat berperilaku hidup bersih dan sehat dimulai membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi pemakaian plastik secara berlebihan, dan mencoba mengurangi pemakaian jamban yang telah menjadi pemakaian sehari-hari warga dalam mandi cuci dan kakus.
Sebagai penutup dari rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat, tim ULM memberikan tong sampah untuk warga sebagai awal dalam perilaku hidup bersih dan sehat untuk dapat membuang sampah pada tempatnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023