Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Cipta Karya dan Perumahan Kota Banjarmasin A Fanani Syaifuddin mengungkapkan, Banjarmasin sulit mencari investor yang mau membangun rumah susun untuk mengurangi wilayah kumuh.


"Sulit mencari investor yang mau membangun rumah susun di daerah kita, mungkin keuntungannya belum menjanjikan pikiran mereka," ujarnya, Rabu.

Sebab, tutur Fanani, membangun rumah susun yang sistem vertikal ini membutuhkan dana yang sangat besar, jauh dibanding membangun pemukiman perumahan sistem deret ini.

"Jadi pengembang perumahan di daerah kita ini belum ada yang berani melakukannya, menurut pengakuan mereka," tuturnya.

Selain itu, kata dia, untuk pemasarannya juga dianggap belum memungkinkan ramai, sebab banyak pembangunan perumahan tipe sederhana saat ini, utamanya di daerah pinggiran kota yang harganya lebih terjangkau.

Diakuinya, pembangunan pemukiman di daerah ini memang sudah saatnya dilakukan sistem vertikal, sebab lahan yang sudah mulai menyempit bagi lahan hijau.

"Kalau tidak direm pembangunan perumahan sistem membuka lahan resapan ini memang imbasnya akan cukup gawat nantinya," kata Fanani.

Dari itu, kata dia, pemerintah kota sendiri akan terus memprogramkan pembangunan Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di daerah-daerah padat penduduk.

"Rencananya kedepan ini kita akan bangun Rusunawa di Muara Kelayan, di mana lahannya terus diupayakan pembebasannya," ucap Fanani.

Sebab, pemerintah pusat baru mau membangunkan Rusunawa ini kalau lahannya benar-benar sudah dimiliki Pemkot, sebagaimana yang sudah di daerah Banjarmasin Selatan.

Menurut dia, manfaat adanya Rusunawa ini sudah dirasakan betul oleh masyarakat utamanya yang sudah tinggal di tiga Rusunawa di Jalan Pekauman, Gang Ganda Magfirah, Banjarmasin Selatan itu.

Diutarakan dia, Pemkot ingin terus mengembangkan Rusunawa ini untuk pemukiman masyarakat kurang mampu.

"Pembangunan Rusunawa di Kota Banjarmasin guna menghilangkan kesan padat dan kumuh," katanya. 

Pewarta: Sukarli

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016