Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mengakui bila terjadi gangguan dalam proses penerimaan siswa baru dengan sistem  penerimaan peserta didik baru (PPDB) online di beberapa sekolah di Banjarmasin.
    
Kepala Bidang pendidikan Dasar Nuryadi di Banjarmasin Jumat mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan dari sekitar 160 orang tua siswa yang mengaku nama anaknya tidak diterima di sekolah yang menjadi pilihan pertama, kedua, maupun ke tiga.
    
Beberapa orang tua siswa, tambah dia, mengaku nama anaknya hilang dari data, walaupun mereka telah mendaftar di sekolah yang mereka pilih.
    
"Memang ada sedikit persoalan terkait PPDB online, namun telah kita bijaksanai, yaitu anak-anak yang telah mendaftar dan nilainya masuk dalam sekolah baik itu dipilihan pertama, ke dua  dan selanjutnya, maka yang bersangkutan tetap akan diterima, walaupun tidak terdata dalam PPDB online," katanya.
    
Keputusan tersebut, kata dia, akan segera disampaikan kepada seluruh kepala sekolah, sehingga ada jaminan anak-anak yang nilainya sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan masing-masing sekolah, wajib masuk di sekolah yang menjadi pilihannya tersebut.
    
"Diknas menjamin, tidak akan ada siswa yang dirugikan akibat permasalahan PPDB online ini," katanya.
    
Menurut Nuryadi, pada saat pendaftaran, pelaksanaan PPDB online ini cukup lancar, namun pada saat penerimaan atau akses data, terjadi permasalahan, server tidak bisa mengakses sebagian pilihan sekolah ke dua dan ke tiga para calon siswa, sehingga pada saat pengumuman nama siswa tersebut, tidak muncul di manapun.
    
Bahkan, tambah dia, ada nama beberapa siswa yang datanya hilang, sehingga tidak terakses ke sekolah manapun yang telah menjadi pilihan mereka.
    
"Karena ini adalah kesalahan sistem, maka seluruh sekolah wajib mengakomodir seluruh calon siswa yang nilainya memenuhi standar nilai yang telah ditetapkan di masing-masing sekolah, berdasarkan PPDB online," katanya
    
Saat ini, tambah dia,  Diknas sedang melakukan sinkronisasi data dengan sekolah, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
    
"Kami harap, para orang tua tidak panik, dan tetap ke sekolah untuk melengkapi berbagai persyaratan yang ditetapkan," katanya.
    
Kalau ternyata sekolah terjadi kelebihan kuota, kata Nuryadi, telah disepakati, bahwa satu kelas awalnya hanya 32 orang siswa, akan ditambah menjadi 40 orang siswa per kelas," katanya.



Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016