Manado, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menjajaki pasar ekspor perikanan Eropa Tenggara melalui pintu masuk negara Serbia.
    
"Selama ini ekspor Sulut ke Eropa didominasi produk ekspor komoditas perkebunan yakni kelapa dan pala. Sedangkan wilayah Eropa Tenggara sebagian besar terdiri negara Balkan prospektif untuk ekspor ikan kaleng," kata Duta Besar Indonesia untuk Serbia dan Montenegro James Kandouw, saat pertemuan dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey di Belgrade, Sabtu (9/7).

Karo Pemerintahan dan Humas Pemprov Sulut Jemmy Kumendong di Manado, Minggu, menyampaikan adanya pertemuan tersebut.

Menurutnya, Dubes Indonesia dalam pertemuan itu mengatakan, belasan negara Balkan adalah wilayah pegunungan yang tidak memiliki laut seperti Albania, Bulgaria, Rumania, dan Bosnia dengan jumlah penduduk mencapai 75 juta orang.

"Saya banyak menjumpai toko-toko di Belgrade menjual ikan kaleng produksi Bitung. Ikan kaleng kini menjadi konsumsi utama warga Serbia. Ikan kaleng Bitung hanya disaingi oleh ikan kaleng produksi Thailand," katanya lagi.

Menurut dia, ikan kaleng masuk ke Serbia berasal dari Eropa Barat, sehingga produksi ikan kaleng Bitung lebih menguntungkan bila diekspor langsung ke Eropa Tenggara melalui negara tersebut.

Selain ikan kaleng, warga Serbia juga menyukai mi instan asal Indonesia yang salah satu produksinya berasal dari Bitung dengan rasa cakalang, dan satu perusahaan asal Jakarta akan membangun pabrik baru produk ini di Belgrade.

Gubernur Dondokambey mengatakan ekspor komoditas hasil perkebunan pala dan kelapa ke Eropa Timur cukup tinggi dan menjangkau ke negara Rusia, Polandia, Latvia, Ceko, dan Ukrania sebanyak 1,7 ton dengan nilai ekspor 3,2 juta dolar AS.

"Apabila ekspor perikanan kita genjot maka peluang pasar terbuka di kawasan Eropa semakin terbuka," katanya lagi.

Potensi ekspor perikanan Sulut, menurut Gubernur, cukup besar dengan keberadaan tujuh pabrik ikan dan 25 unit pengolahan ikan di daerahnya.

Jumlah pabrik ikan di Bitung dan unit pengolahan ikan hampir setengah dari jumlah pabrik di Indonesia, dengan kapasitas produksi mencapai 1.400 ton ikan setiap hari.

Karena itu Dondokambey berharap ketersediaan bahan baku ikan di Bitung tercukupkan, setelah Menteri Kelautan dan Perikanan mengizinkan kapal penyanggah mengangkut ikan di laut dari kapal penangkap.

"Pabrik ikan di Bitung membutuhkan sebanyak 150 buah kapal penyanggah agar dapat memulihkan ketersediaan bahan baku di sana. Pabrik ikan mengalami krisis bahan baku setelah moratorium kebijakan kapal ikan asing dan alih muat di laut pada November 2014," ujarnya lagi./f

Pewarta: Karel A Polakitan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016