Yogyakarta, (Antaranews Kalsel) - Kementerian Pariwisata mempromosikan pesona wisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di televisi KBS (Korean Broadcasting System) yang merupakan salah satu jaringan televisi terbesar di Korea Selatan.
Satu tim produksi televisi mengambil sejumlah objek wisata di Yogyakarta pada 19-22 Juni 2016. Mereka membidik gambar lokasi yang dianggap unik dan menjadi daya tarik bagi wisatawan Korea untuk berkunjung ke Yogyakarta yang salah satunya adalah Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di dekat Yogyakarta.
"Saya rasa Candi Borobudur bisa menarik warga Korea ke sini. Banyak warga Korea beragama Buddha yang tentunya ingin melihat Borobudur yang juga merupakan candi yang dibangun pemeluk Buddha di sini," kata juru kamera stasiun televisi KBS, Lim Sumi, di sela-sela pengambilan gambar di Yogyakarta, Rabu.
Produser televisi KBS, Yoo Inchul, mengakui kemegahan Candi Borobudur dibandingkan dengan candi atau bangunan spiritual di negara lain.
Inchul mengatakan Candi Borobudur lebih megah dan lebih unik dibandingkan dengan Candi Angkor Wat di Kamboja yang lebih dulu dikenal di negaranya sebagai salah satu objek wisata.
"Lebih mengesankan dibandingkan dengan Angkor Wat," katanya.
Selain Borobudur, stasiun televisi itu membidik objek wisata bekas beberapa kali erupsi Gunung Merapi pada 2010 yang menyebabkan sekitar 151 warga tewas. Erupsi yang sertai awan panas pada 5 November 2010 disertai awan panas.
Presenter televisi KBS Kim Jiwon mengatakan bekas letusan Merapi bisa menjadi daya tarik wisata bagi warga Korea kendati saat pengambilan gambar fisik Gunung Merapi terhalang kabut dan mendung.
"Ada juga museum yang bisa melihat benda-benda warga yang masih tersisa saat erupsi," katanya.
Stasiun televisi itu juga membidik objek wisata Goa Pindul di Kabupaten Gunung Kidul yang menyajikan penelusuran goa yang di dalamnya terdapat sungai mengalir dan wisata arum jeram di Sunga Oya.
Para kru televisi juga tertarik mengambil gambar Keraton Yogyakarta dan wisata belanja di Jalan Malioboro.
Sejumlah kuliner juga tidak luput dari incaran stasiun televisi itu, seperti nasi goreng, sate klatak, dan gudeg.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Satu tim produksi televisi mengambil sejumlah objek wisata di Yogyakarta pada 19-22 Juni 2016. Mereka membidik gambar lokasi yang dianggap unik dan menjadi daya tarik bagi wisatawan Korea untuk berkunjung ke Yogyakarta yang salah satunya adalah Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di dekat Yogyakarta.
"Saya rasa Candi Borobudur bisa menarik warga Korea ke sini. Banyak warga Korea beragama Buddha yang tentunya ingin melihat Borobudur yang juga merupakan candi yang dibangun pemeluk Buddha di sini," kata juru kamera stasiun televisi KBS, Lim Sumi, di sela-sela pengambilan gambar di Yogyakarta, Rabu.
Produser televisi KBS, Yoo Inchul, mengakui kemegahan Candi Borobudur dibandingkan dengan candi atau bangunan spiritual di negara lain.
Inchul mengatakan Candi Borobudur lebih megah dan lebih unik dibandingkan dengan Candi Angkor Wat di Kamboja yang lebih dulu dikenal di negaranya sebagai salah satu objek wisata.
"Lebih mengesankan dibandingkan dengan Angkor Wat," katanya.
Selain Borobudur, stasiun televisi itu membidik objek wisata bekas beberapa kali erupsi Gunung Merapi pada 2010 yang menyebabkan sekitar 151 warga tewas. Erupsi yang sertai awan panas pada 5 November 2010 disertai awan panas.
Presenter televisi KBS Kim Jiwon mengatakan bekas letusan Merapi bisa menjadi daya tarik wisata bagi warga Korea kendati saat pengambilan gambar fisik Gunung Merapi terhalang kabut dan mendung.
"Ada juga museum yang bisa melihat benda-benda warga yang masih tersisa saat erupsi," katanya.
Stasiun televisi itu juga membidik objek wisata Goa Pindul di Kabupaten Gunung Kidul yang menyajikan penelusuran goa yang di dalamnya terdapat sungai mengalir dan wisata arum jeram di Sunga Oya.
Para kru televisi juga tertarik mengambil gambar Keraton Yogyakarta dan wisata belanja di Jalan Malioboro.
Sejumlah kuliner juga tidak luput dari incaran stasiun televisi itu, seperti nasi goreng, sate klatak, dan gudeg.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016