Anggota DPRD Hulu Sungai Utara Junaedi mengaku terkejut mengetahui paparan hasil penelitian akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru terhadap tanaman Putri Malu Raksasa (Mimosa Pigra L) atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan 'Susupan Gunung' ternyata mengandung berbagai untuk keperluan industri farmasi dan kosmetik.
"Bahkan ada senyawa untuk anti kanker, kiranya Pemkab bisa serius mengembangkan penelitian tanaman Susupan Gunung ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Junaedi di Amuntai, Rabu.
Baca juga: HUT ke-71 HSU jadi momentum optimalisasikan potensi daerah
Junaedi berharap Pemkab HSU menindaklanjuti hasil penelitian akademisi Fakultas Pertanian ULM agar permasalahan Susupan Gunung bisa teratasi.
Selama ini, kata Junaedi, tanaman gulma yang satu ini telah mengganggu jalur transportasi, menjadi masalah bagi petani ketika akan membuka lahan bahkan membuat banjir menjadi lambat surut di wilayah permukiman
"Tanaman ini menjadi bencana ekologi bagi daerah kita," kata Sekda HSU H Adi Lesmana saat membuka Focus Group Discusion hasil penelitian ULM di Mess Negara Dipa Amuntai.
Adi mengatakan, berbagai upaya sudah dilaksanakan Pemda bersama petani untuk mengendalikan Susupan Gunung, yakni melalui penyemprotan kimia melalui pesawat Drone hingga menggunakan Eksavator untuk membuka lahan dan jalur sungai
Baca juga: Desa Tayur simpan potensi agrowisata
Sementara dari pihak ULM lebih menyarankan pengendalian tanaman gulma ini secara manual dengan perahu mesin pencacah hasil kreasi perajin logam di HSU.
"
Kita sarankan pengendalian secara manual, karena dengan dicacah, tanaman Susupan Gunung membusuk didalam air dan tidak tumbuh lagi," kata Ketua Peneliti dari ULM Dr. Ir. Yusriadi Marsuni M.Si.
Yusriyadi mengatakan, melalui perahu mesin pencacah gulma juga bisa membuka jalur untuk upaya pengendalian lebih lanjut. Bahkan nelayan di Desa Banyu Tajun Dalam menemukan perkembangan jenis Ikan Pepuyu meningkat di lokasi demplot penelitian
Hasil cacahan tanaman Susupan Gunung di dalam air menjadi sarang Ikan Pepuyu dan jenis ikan lainnya untuk berkembang biak. Bahkan pihak peneliti dari ULM menyarankan untuk mengembangkan budidaya Ikan Belut karena potensial
Peneliti dari FP ULM memaparkan hasil uji DNA diketahui jika Jenis Tanaman Susupan Gunung di HSU memiliki nama Latin Neptunia Oleraceae yang diketahui berasal dari Switzerland.
Pihak ULM sudah melakukan penelitian sejak Februari 2023 dan mempresentasikan hasil penelitian sementara melalui kegiatan FGD sambil menyerap aspirasi dari berbagai pihak.
Pihak ULM menegaskan perlu penelitian lebih lanjut dan publikasi hasil penelitian dalam upaya menarik investor untuk pemanfaatan tanaman Susupan Gunung bagi kegiatan industri farmasi atau kosmetik.
Baca juga: Bupati HSU resmikan Swargaloka, dorong tumbuhnya wisata desa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Bahkan ada senyawa untuk anti kanker, kiranya Pemkab bisa serius mengembangkan penelitian tanaman Susupan Gunung ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar Junaedi di Amuntai, Rabu.
Baca juga: HUT ke-71 HSU jadi momentum optimalisasikan potensi daerah
Junaedi berharap Pemkab HSU menindaklanjuti hasil penelitian akademisi Fakultas Pertanian ULM agar permasalahan Susupan Gunung bisa teratasi.
Selama ini, kata Junaedi, tanaman gulma yang satu ini telah mengganggu jalur transportasi, menjadi masalah bagi petani ketika akan membuka lahan bahkan membuat banjir menjadi lambat surut di wilayah permukiman
"Tanaman ini menjadi bencana ekologi bagi daerah kita," kata Sekda HSU H Adi Lesmana saat membuka Focus Group Discusion hasil penelitian ULM di Mess Negara Dipa Amuntai.
Adi mengatakan, berbagai upaya sudah dilaksanakan Pemda bersama petani untuk mengendalikan Susupan Gunung, yakni melalui penyemprotan kimia melalui pesawat Drone hingga menggunakan Eksavator untuk membuka lahan dan jalur sungai
Baca juga: Desa Tayur simpan potensi agrowisata
Sementara dari pihak ULM lebih menyarankan pengendalian tanaman gulma ini secara manual dengan perahu mesin pencacah hasil kreasi perajin logam di HSU.
"
Kita sarankan pengendalian secara manual, karena dengan dicacah, tanaman Susupan Gunung membusuk didalam air dan tidak tumbuh lagi," kata Ketua Peneliti dari ULM Dr. Ir. Yusriadi Marsuni M.Si.
Yusriyadi mengatakan, melalui perahu mesin pencacah gulma juga bisa membuka jalur untuk upaya pengendalian lebih lanjut. Bahkan nelayan di Desa Banyu Tajun Dalam menemukan perkembangan jenis Ikan Pepuyu meningkat di lokasi demplot penelitian
Hasil cacahan tanaman Susupan Gunung di dalam air menjadi sarang Ikan Pepuyu dan jenis ikan lainnya untuk berkembang biak. Bahkan pihak peneliti dari ULM menyarankan untuk mengembangkan budidaya Ikan Belut karena potensial
Peneliti dari FP ULM memaparkan hasil uji DNA diketahui jika Jenis Tanaman Susupan Gunung di HSU memiliki nama Latin Neptunia Oleraceae yang diketahui berasal dari Switzerland.
Pihak ULM sudah melakukan penelitian sejak Februari 2023 dan mempresentasikan hasil penelitian sementara melalui kegiatan FGD sambil menyerap aspirasi dari berbagai pihak.
Pihak ULM menegaskan perlu penelitian lebih lanjut dan publikasi hasil penelitian dalam upaya menarik investor untuk pemanfaatan tanaman Susupan Gunung bagi kegiatan industri farmasi atau kosmetik.
Baca juga: Bupati HSU resmikan Swargaloka, dorong tumbuhnya wisata desa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023